Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menghargai orang-orang yang selalu membantu dan memberikan manfaat bagi orang lain. Nilai ini tidak hanya sebatas pandangan manusia biasa, tetapi juga telah ditekankan dalam ajaran Islam. Salah satunya tercermin dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam At-Tirmidzi: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
Hadits ini secara langsung menunjukkan pentingnya menjadi individu yang memberikan manfaat bagi orang lain. Dalam konteks ini, manfaat yang dimaksud memiliki spektrum yang sangat luas, mulai dari manfaat material hingga non-material.
Beramal Dengan Menyebarkan Manfaat
Sebagai manusia, kita memiliki kewajiban moral untuk saling menolong dan berbagi dengan sesama. Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW memandu umatnya untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga manfaat bagi orang lain. Hal ini mencakup semua aspek kehidupan, mulai dari interaksi sehari-hari hingga instansi sosial yang lebih besar.
Menjadi pribadi yang membantu tidak selalu berarti mengejar kekayaan dan memberikannya kepada yang membutuhkan. Lebih dari itu, bisa berarti memberikan dukungan emosional, menawarkan bantuan praktis, atau sekedar meluangkan waktu untuk mendengarkan dan berada di sana untuk orang lain.
Implikasi Hadits
Implikasi dari hadits ini cukup jelas: bila kita ingin menjadi seorang Muslim yang baik, kita harus berusaha untuk selalu membantu dan mendukung orang lain. Ini adalah ajaran yang sangat relevan, terutama dalam konteks masyarakat modern saat ini.
Terlibat dalam kegiatan sosial dan komunitas, menjadi sukarelawan, atau bahkan hanya memberikan bantuan yang kecil dan sederhana pada tetangga atau orang yang kita kenal, semua itu termasuk dalam upaya untuk menjadi sebaik-baik manusia.
Namun, penting untuk diingat bahwa niat harus selalu murni. Kita tidak melakukannya untuk pujian, pengakuan, atau penghargaan duniawi, tetapi karena keinginan sejati untuk membantu dan bermanfaat bagi orang lain, sesuai dengan apa yang diajarkan dalam ajaran Islam.
Kesimpulan
Setiap individu memiliki potensi untuk memberikan perubahan positif dalam hidup orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hadits “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” ini adalah ajakan untuk semua umat Islam untuk menjadi lebih peduli dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Ketika kita berhasil melakukan ini, kita tidak hanya menjadi sebaik-baik manusia dalam tindakan, tetapi juga dalam hakikat sejati yang paling penting: menunjukkan rasa empati, belas kasih, dan kebaikan hati kepada sesama manusia.
Jadi, jawabannya apa? Membantu dan bermanfaat bagi orang lain adalah ciri khas sebaik-baik manusia, dan menjadi pribadi seperti itu adalah pengejawantahan ajaran agama yang harus ditiru oleh setiap Muslim. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.