Pada masa Bani Umayyah (661-750 M), kegiatan perekonomian dan perdagangan tumbuh pesat. Di bawah pemerintahan Bani Umayyah, Islam merambah berbagai wilayah dan berpengaruh pada banyak aspek kehidupan, termasuk perdagangan. Salah satu pelabuhan yang cukup ramai pada masa Bani Umayyah adalah Pelabuhan Al-Fustat.
Pelabuhan Al-Fustat terletak di Sungai Nil, Mesir. Sebagai pelabuhan yang strategis, Al-Fustat menjadi pusat kegiatan perdagangan dan pusat pemerintah Bani Umayyah di Mesir. Dalam sejarahnya, Pelabuhan Al-Fustat menjadi penghubung antara dunia Arab dengan dunia non-Arab, terutama wilayah Asia dan Afrika. Beberapa barang dagang yang menjadi andalan di pelabuhan ini antara lain tekstil, kaca, keramik, dan mutiara.
Sebagai pusat perdagangan, Al-Fustat juga terkoneksi dengan berbagai jalur perdagangan penting lainnya. Misalnya, melalui Jalur Sutra ke Timur dan Jalur Rempah-rempah yang menghubungkan India dengan Eropa. Pelabuhan Al-Fustat juga terhubung dengan Laut Tengah melalui Pelabuhan Alexandria.
Dikendalikan oleh Bani Umayyah, Pelabuhan Al-Fustat menjadi tempat persinggahan pedagang dari berbagai belahan dunia untuk bertukar informasi dan menjalin hubungan dagang. Selain itu, pelabuhan ini juga menjadi pusat untuk penyebaran agama Islam di Afrika Utara.
Selain Pelabuhan Al-Fustat, Bani Umayyah juga mengendalikan beberapa pelabuhan penting lainnya, seperti Pelabuhan Basra dan Pelabuhan Kufa di Irak, Pelabuhan Qayrawan di Tunisia, dan Pelabuhan Alexandria di Mesir. Semua pelabuhan ini memainkan peran penting dalam perekonomian dan perdagangan pada masa Bani Umayyah.
Jadi, jawabannya apa? Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pelabuhan dagang yang cukup ramai pada masa Bani Umayyah adalah Pelabuhan Al-Fustat. Pelabuhan ini menjadi pusat kegiatan perdagangan di Mesir dan berperan penting dalam penyebaran kebudayaan dan agama Islam di berbagai wilayah.