Ilmu

Menurut Bhikhu Parekh, Multikultural adalah Kesepakatan yang telah Dibuat oleh Masyarakat yang Didasari atas Rasa Persatuan dengan Mengesampingkan Perbedaan: Analisis Kasus Multikultural di Indonesia

×

Menurut Bhikhu Parekh, Multikultural adalah Kesepakatan yang telah Dibuat oleh Masyarakat yang Didasari atas Rasa Persatuan dengan Mengesampingkan Perbedaan: Analisis Kasus Multikultural di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Multikulturalism adalah gagasan atau paham yang menegaskan pentingnya penghargaan dan pengakuan terhadap keberagaman budaya dalam sebuah masyarakat. Menurut Bhikhu Parekh, seorang pakar politik dan filsuf asal Inggris, multikultural adalah kesepakatan yang telah dibuat oleh masyarakat yang didasari atas rasa persatuan dengan mengesampingkan perbedaan 1. Dalam konteks ini, perbedaan-perbedaan tersebut mencakup perbedaan agama, politik, budaya, etnis, dan lainnya.

Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang beragam dengan berbagai suku, agama, ras, dan golongan (SARA), tidak jarang ditemui kasus konflik berbasis SARA. Menjadi penting untuk memahami dan menganalisis sebuah kasus konflik atau kerjasama antar dua kelompok berbeda agama, budaya, atau etnis yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Kasus Konflik dan Kerjasama Antar Kelompok di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan beragam etnis dan budaya. Hal ini memberikan tantangan tersendiri dalam menerapkan pluralisme dan multikulturalisme. Sebagai ilustrasi, kita akan mengambil kasus konflik dan kerjasama antara dua kelompok berbeda, yaitu etnis Dayak dan etnis Madura di Kalimantan pada era 90an yang populer dikenal sebagai tragedi Sampit 2.

Dalam kasus ini, konflik yang awalnya dipicu oleh masalah ekonomi dan persaingan kerja keras antara dua kelompok etnis tersebut berubah menjadi konflik yang luas dan melibatkan banyak pihak. Namun, setelah konflik berdarah tersebut, disusul upaya-upaya perdamaian dan mediasi dari pemerintah pusat dan lokal, kedua kelompok etnis tersebut mampu membangun kerjasama dan perdamaian yang bertahan sampai hari ini.

Pendekatan Multikultural dalam Kasus Dayak-Madura

Dalam pendekatan multikultural ala Bhikhu Parekh, peran negara dan masyarakat sangat penting dalam mencegah konflik serta memfasilitasi penyelesaian ketika konflik terjadi. Masyarakat diharapkan untuk saling menghargai dan mengakui perbedaan yang ada, sementara negara harus hadir dengan kebijakan yang adil dan tidak memihak serta mampu menjembatani antara kelompok-kelompok yang berbeda 1.

Dalam konteks kasus Dayak-Madura, pendapat Parekh ini sejalan dengan upaya mediasi dan perdamaian yang dilakukan oleh pemerintah. Upaya tersebut mencakup penyelesaian masalah sumber daya ekonomi dan pekerjaan serta mengupayakan kesepakatan damai dan kerjasama antar kelompok.

Simpulan

Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa multikulturalisme adalah bukan hanya tentang pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan, melainkan juga tentang bagaimana menyelesaikan konflik dan mewujudkan kerjasama antar kelompok yang berbeda. Negara dan masyarakat harus bekerja sama dalam mewujudkan kondisi yang adil dan damai. Kesalahpahaman dan konflik bisa saja terjadi, namun dengan pendekatan yang tepat, kerjasama dan perdamaian bisa dicapai.

Jadi, jawabannya apa? Multikulturalisme menurut Bhikhu Parekh merupakan kesepakatan sosial yang menghargai perbedaan dan mengupayakan kerjasama dan kesatuan di tengah perbedaan tersebut.

Referensi

Sources:

  1. Parekh, B. (2000). Rethinking Multiculturalism: Cultural Diversity and Political Theory. ↩ ↩2
  2. Davidson, J. S. (2008). From Rebellion to Riots: Collective Violence on Indonesian Borneo. University of Wisconsin Press. ↩

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *