Sekolah

Anak Dapat Membedakan Antara Angka dan Jumlah: Pandangan Teori

×

Anak Dapat Membedakan Antara Angka dan Jumlah: Pandangan Teori

Sebarkan artikel ini

Sejak dahulu kala, manusia telah mencoba memahami bagaimana proses belajar dan perkembangan kognitif terjadi. Satu aspek yang menarik dari perkembangan kognitif pengenalan anak terhadap konsep matematika, khususnya tentang bagaimana anak dapat membedakan antara angka dan jumlah. Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini.

Pandangan Teori Piaget

Menurut teori Piaget, anak mulai memahami konsep angka dan jumlah saat mereka memasuki tahap operasional konkret, yang biasanya berlangsung antara usia 7 hingga 11 tahun. Pada tahap ini, Piaget percaya bahwa anak-anak mulai memahami bahwa jumlah tetap tidak berubah meskipun bentuk atau susunan objek tersebut berubah. Misalnya, apakah uang logam 500 Rupiah di susun berjejer atau dikumpulkan, jumlahnya tetap 500 Rupiah.

Pandangan Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana dan kapan anak mulai membedakan antara angka dan jumlah. Mereka berpendapat bahwa kecakapan kognitif seperti ini dapat berkembang pada usia yang sangat dini. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa bayi sekecil 6 bulan mampu mengidentifikasi perubahan dalam jumlah objek atau insiden yang diamati.

Krechevsky dan Teori “Bayangan”

Teori lain yang menarik berasal dari Nicholas Krechevsky, seorang psikolog dari Rusia, yang mengemukakan gagasan “bayangan”. Dalam pandangannya, anak-anak membentuk semacam pola abstrak atau “bayangan” dari objek atau konsep yang mereka hadapi, dan menggunakan “bayangan” ini untuk membantu mereka memahami dan membedakan konsep-konsep seperti angka dan jumlah.

Sindrom Disleksia Nominal

Sindrom ini adalah kondisi di mana individu mengalami kesulitan dalam mengenali simbol angka dan menghubungkan mereka dengan kuantitas yang sebenarnya. Norma Berenstain, seorang penulis dan ilustrator Amerika yang menderita sindrom ini, menggambarkan bagaimana sulitnya bagi dia membedakan antara angka dan jumlah. Ini membantu kita memahami bahwa kemampuan untuk membedakan antara angka dan jumlah bukanlah hal yang universal, tapi hasil dari proses perkembangan kognitif yang kompleks.

Masing-masing teori ini membantu kita memahami bagaimana anak-anak bisa membedakan antara angka dan jumlah, dan menunjukkan betapa kompleksnya proses belajar ini. Jadi, jawabannya apa? Tidak ada jawaban pasti karena setiap anak memiliki ritme dan cara belajar mereka sendiri, dan masing-masing teori mempunyai wawasan dan penjelasan sendiri tentang fenomena ini, yang kesemuanya membantu kita lebih memahami proses belajar anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *