Pendekatan Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan kerap kali mencerminkan penghargaan terhadap kodrat dan keadaan. Ia menegaskan bahwa setiap individu memiliki kodrat dan keadaan yang khas, yang membentuk esensi individualnya. Sementara pendidikan adalah proses untuk memahami dan mengembangkan potensi ini.
Kodrat manusia menurut Dewantara terdiri dari tiga bagian: fisik, rohani, dan nafsu. Ia yakin bahwa pendidikan harus mendukung perkembangan komponen-komponen ini secara seimbang.
Ia membahas pula tentang ‘keadaan’ sebagai bagian integral perwujudan individu. Bagi Dewantara, keadaan adalah lingkungan dan pengalaman yang memengaruhi perkembangan individu. Termasuk di dalamnya adalah pengalaman belajar, interaksi sosial, budaya, dan lingkungan fisik.
Terdiri dari elemen-elemen ini, pendekatan Dewantara kepada pendidikan menyuarakan pentingnya pendidikan yang komprehensif dan holistik, tidak hanya fokus pada aspek intelektual, namun juga emosional, fisik, dan spiritual. Dengan demikian, tujuannya adalah menjadikan individu yang seimbang dan utuh.
Selain itu, hal yang membuat Dewantara berbeda dari para pemikir pendidikan lainnya adalah penekanannya terhadap peran aktif setiap individu dalam pendidikannya. Ia berpendapat bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kodrat dan keadaan mereka sendiri, mendorong proses pembelajaran yang mandiri dan berpusat pada siswa.
Secara keseluruhan, konsepsi ki Hajar Dewantara mengenai kodrat dan keadaan membentuk berbagai komponen esensial dalam pendidikan holistic. Pandangannya membantu kita mengerti bahwa pendidikan seharusnya bukanlah proses yang sama untuk semua orang, tetapi harus disesuaikan dengan keunikan setiap individu.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya menurut Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan harus mencakup penghormatan pada kodrat dan keadaan seorang individu dan melibatkan pengembangan berbagai aspek kehidupan manusia. Pendekatan ini menempatkan individu sebagai pusat pendidikan dan menekankan peran aktif mereka dalam proses belajar.