Dalam berargumen, sangat penting bagi setiap individu untuk mengungkapkan pendapat atau sisi pandang mereka dengan jelas dan logis. Namun, seringkali, kita menemukan bahwa beberapa elemen yang kita anggap “diperlukan” sebenarnya tidak begitu efektif dalam memperkuat argumen kita. Beberapa elemen berikut dapat justru melemahkan argumen Anda dan hendaknya dihindari saat membangun sebuah diskusi atau dialog.
Emosi yang Berlebihan
Meski emosi adalah bagian yang penting dalam komunikasi, namun terlalu banyak emosi dalam argumen dapat justru membahayakan kredibilitas Anda. Orang sering kali menjadi terlalu emosional saat berargumen, dan ini dapat membuat pendengar atau lawan bicara mereka meragukan validitas argumen mereka. Mengendalikan emosi dan menyampaikan argumen dengan tenang dan jernih akan lebih efektif dalam mempengaruhi orang-orang.
Data atau Fakta yang Irrelevan
Argumen yang kuat berdasarkan fakta dan bukti yang relevan. Memasukkan data atau fakta yang tidak berhubungan dengan topik justru bisa menimbulkan keraguan pada pemahaman Anda terhadap materi. Jadi, penting untuk selalu melakukan penelitian terlebih dahulu dan memastikan bahwa fakta yang Anda gunakan secara langsung mendukung argumen Anda.
Hiperbola atau Pernyataan yang Berlebihan
Pernyataan yang berlebihan atau hiperbolis jarang dianggap serius oleh orang lain. Mereka cenderung membuat argumen Anda tampak tidak realistis dan mengurangi kemampuan Anda untuk meyakinkan lawan bicara Anda. Yang dibutuhkan adalah bukti konkret, fakta yang akurat, dan penjelasan logis untuk memperkuat sebuah argumen.
Ad Hominem atau Serangan Pribadi
Serangan pribadi atau ad hominem sangat tidak perlu dalam argumen. Mengalihkan fokus dari argumen utama ke karakter atau sifat pribadi lawan bicara Anda bukanlah cara yang efektif untuk memenangkan argumen. Seharusnya, fokuslah pada ide dan fakta yang dapat Anda buktikan dan posisikan secara logis.
Penyampaian yang Repetitif
Meskipun Anda mungkin berpikir bahwa pengulangan akan memperkuat argumen Anda, ini sebenarnya sering membosankan lawan bicara Anda dan berpotensi mengurangi efektivitas argumen Anda. Alih-alih berulang-ulang, cobalah untuk merangkum poin Anda dengan jelas dan singkat, dan kemudian lanjutkan ke poin berikutnya.
Sebagai penutup, berargumen memerlukan pengetahuan, keterampilan komunikasi, dan kemampuan memahami logika. Namun, ingatlah selalu bahwa beberapa hal diatas tidak memperkuat argumen Anda dan sebaiknya dihindari.
Jadi, jawabannya apa? Kunci untuk memperkuat argumen Anda adalah dengan selalu menyampaikan fakta dan bukti yang relevan, mengendalikan emosi, menghindari hiperbola, dan tidak menyerang pribadi lawan bicara Anda.