Ilmu

Siapakah yang Mencetuskan Diterapkannya Sistem Tanam Paksa?

×

Siapakah yang Mencetuskan Diterapkannya Sistem Tanam Paksa?

Sebarkan artikel ini

Sistem tanam paksa merupakan sejarah pahit yang terkuat dalam memori kebijakan kolonial Belanda di Indonesia. Sistem ini memiliki pengaruh besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia pada saat itu. Lantas, siapakah yang mencetuskan diterapkannya sistem tanam paksa ini?Sistem ini pertama kali diciptakan dan diterapkan oleh seorang Gubernur Jenderal Belanda yang bernama Johannes van den Bosch. Dia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1830-1833. Johannes van den Bosch berasal dari keluarga miskin dan dia akhirnya memasuki karir militer, kemudian berakhir sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.Sistem Tanam Paksa atau yang dalam bahasa Belanda disebut “Cultuurstelsel” ini pertama kali diajukan oleh Van den Bosch ke konstitusi pemerintah Belanda pada tahun 1830. Sistem ini merupakan usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memaksimalkan pendapatan mereka dari koloni-koloni, termasuk Indonesia.Dalam sistem tanam paksa, setiap desa wajib menyerahkan sebagian lahan dan hasil pertanian mereka kepada pemerintah kolonial Belanda. Sebagian besar hasil bumi tersebut kemudian dijual ke pasar Eropa.Van den Bosch berkeyakinan bahwa sistem ini diperlukan untuk meningkatkan kondisi ekonomi di Belanda. Pada akhirnya, sistem tanam paksa ini memang menghasilkan keuntungan yang besar untuk Belanda, namun hal ini justru berakibat buruk bagi penduduk lokal. Banyak petani yang harus menyerahkan hasil tanahnya untuk pemerintah kolonial dan tidak memiliki cukup bahan makanan untuk keluarganya sendiri.Meskipun sistem tanam paksa ini telah dihapuskan pada tahun 1870, dampak dari sistem inilah yang menjadi latar belakang kemiskinan dan ketidakadilan sosial yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada masa itu.Jadi, jawabannya apa? Johannes van den Bosch, Gubernur Jenderal Belanda pada masa itu, mencetuskan diterapkannya sistem tanam paksa yang berdampak buruk terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Meski memberikan kekayaan bagi Belanda, sistem ini memperkokoh sistem eksploitatif dan memperparah kemiskinan lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *