Saat kita membaca sebuah cerpen, kita sering kali menemukan penggunaan kata-kata yang memiliki makna simbolis untuk menggambarkan latar, suasana, atau karakter. Dalam kutipan cerpen di atas, satu kalimat yang menarik perhatian adalah “Kamar penyimpan langut dan kemelut”. Kata “langut” dan “kemelut” mungkin tidak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, namun memiliki makna yang mendalam dalam konteks cerpen tersebut. Dalam artikel ini, kita akan mengupas makna di balik kata-kata tersebut.
Makna Kata ‘Langut’
Langut berasal dari bahasa Jawa, yang berarti kekusaman atau keadaan tidak terawat. Ibarat kamar yang lama tidak dibersihkan, kata langut menjelaskan suasana yang kusam dan tak menyenangkan. Dalam kutipan cerpen ini, langut digunakan untuk menggambarkan kamar yang ditinggalkan selama hampir lima tahun tanpa disentuh, sehingga kamar yang awalnya terlihat bersih dan rapi sekarang digerogoti waktu dan menjadi sangat kotor.
Makna Kata ‘Kemelut’
Kemelut dalam bahasa Jawa memiliki arti dangkal dan sempit. Kata kemelut biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan yang kacau, sengkarut, atau terbelit dalam permasalahan yang sulit dipecahkan. Kata kemelut dalam konteks cerpen ini digunakan untuk menggambarkan peristiwa atau masalah yang terjadi dalam lima tahun terakhir. Kamar yang dibiarkan terkatup rapat selama masa-masa sulit itu menjadi simbol dari kekacauan atau kesulitan yang dihadapi tokoh cerpen.
Kesimpulan
Di dalam kutipan cerpen tersebut, kata “langut” dan “kemelut” memiliki makna simbolis yang mendalam. Langut melambangkan keadaan suram dan tak terawat dari kamar tersebut, sementara kemelut melambangkan permasalahan atau kekacauan yang menghantui tokoh cerpen dalam rentang waktu lima tahun. Penggunaan kata-kata simbolis seperti ini berhasil menciptakan kesan yang kuat pada pembaca dan membantu kita memahami perasaan tokoh serta latar cerita.