Sekolah

Seorang Guru Hendaknya Memahami Bahwa Pembelajaran Terpadu Muncul Atas 3 Landasan Filosofis, Yaitu Progresivisme, Konstruktivisme, Dan Humanisme. Mendiskusikan Benang Merah Dari Ketiga Landasan Ini Yang Mendorong Lahirnya Pembelajaran Terpadu Serta Keterkaitan Landasan Tersebut Terhadap Kegiatan Pembelajaran

×

Seorang Guru Hendaknya Memahami Bahwa Pembelajaran Terpadu Muncul Atas 3 Landasan Filosofis, Yaitu Progresivisme, Konstruktivisme, Dan Humanisme. Mendiskusikan Benang Merah Dari Ketiga Landasan Ini Yang Mendorong Lahirnya Pembelajaran Terpadu Serta Keterkaitan Landasan Tersebut Terhadap Kegiatan Pembelajaran

Sebarkan artikel ini

Pendidikan merupakan sebuah bidang yang terus berkembang, menerima pengaruh dari berbagai aliran pemikiran dan filosofis. Dalam hal ini, pembelajaran terpadu muncul sebagai metode yang mempertimbangkan prinsip-prinsip penting dari tiga landasan filosofis: Progresivisme, Konstruktivisme, dan Humanisme. Selanjutnya, mari kita telusuri benang merah dari ketiga landasan tersebut yang mendorong lahirnya pembelajaran terpadu dan keterkaitannya dengan kegiatan pembelajaran.

Progresivisme

Progresivisme, yang termasuk ide-ide John Dewey dan William James, menekankan perlunya pembelajaran yang berfokus pada pengalaman, dan penyesuaian pendidikan dengan kebutuhan dan minat siswa. Ini berarti pembelajaran harus relevan dan bermakna untuk siswa, tidak hanya faktual. Pembelajaran terpadu muncul dari kebutuhan untuk meningkatkan relevansi dan konteks pelajaran, dengan menyatukan berbagai disiplin ilmu untuk mencapai pemahaman lebih holistik.

Konstruktivisme

Konstruktivisme, yang dipromosikan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, merujuk pada gagasan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang pasif diterima oleh siswa, tetapi harus aktif dikonstruksi oleh mereka. Ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan problem-solving dalam pembelajaran. Pembelajaran terpadu, dengan pendekatannya yang holistik dan berbasis proyek, mendorong siswa untuk terlibat dan mengeksplorasi, dan membantu mereka membangun pengetahuan mereka sendiri.

Humanisme

Humanisme, dengan fokusnya pada individu dan pengembangan pribadi, menganggap setiap siswa sebagai individu yang unik dengan potensi dan kapabilitasnya sendiri. Menurut humanisme, pendidikan harus berfokus pada pertumbuhan pribadi dan emosional siswa, bukan hanya transfer pengetahuan. Ini menjangkau pembelajaran terpadu yang bertujuan untuk membangun koneksi yang lebih dalam antara siswa dan materi pelajaran, memungkinkan mereka untuk berkembang secara penuh.

Keterkaitan Ketiga Landasan ke Dalam Kegiatan Pembelajaran

Ketiga landasan ini memiliki penekanan yang berbeda, tetapi semuanya berkontribusi pada pembelajaran terpadu. Progresivisme menyumbang pada relevansi dan aplikasi praktis pembelajaran. Konstruktivisme mendukung pendekatan interaktif dan berbasis proyek, sementara humanisme menyoroti pentingnya pengembangan individu.

Dalam konteks kegiatan pembelajaran, landasan ini mempengaruhi bagaimana guru merencanakan dan menjalankan pembelajaran. Mereka membimbing guru dalam memilih atau merancang materi, menjalankan aktivitas di kelas, dan mengevaluasi kemajuan siswa.

Penutup

Mengakui dan memahami asal mula filosofis dari pembelajaran terpadu dapat membantu pendidik memahami prinsip-prinsip dasar dan praktik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme, guru dapat merancang dan menjalankan pengajaran yang efektif, signifikan, dan berpusat pada siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *