Sosial

Pada Hari Kiamat Manusia Bagaikan Laron yang Beterbangan; Gunung-Gunung Bagaikan Bulu-bulu yang Berhamburan: Penjelasan Tentang Hari Kiamat Dalam Al-Qur’an

×

Pada Hari Kiamat Manusia Bagaikan Laron yang Beterbangan; Gunung-Gunung Bagaikan Bulu-bulu yang Berhamburan: Penjelasan Tentang Hari Kiamat Dalam Al-Qur’an

Sebarkan artikel ini

Hari Kiamat adalah salah satu konsep penting dalam Islam, ditemukan dalam berbagai ayat Al-Qur’an. Fatwa ini dijelaskan dalam banyak surah, termasuk al-Haaqqa, al-Qaari’ah, dan al-Zalzalah. Ini menggambarkan gambaran yang sangat kuat dan kuat bagaimana dunia – dan semua yang ada di dalamnya, termasuk manusia dan gunung-gunung – akan berubah secara dramatis.

Manusia Bagaikan Laron yang Beterbangan

Surah al-Qaari’ah (101:4) menggunakan analogi “laron yang beterbangan” untuk menjelaskan kondisi manusia saat hari kiamat. Kata “beterbangan” berarti mengambang seakan-akan tanpa henti melalui udara. Ini digunakan sebagai simbol kekacauan, kebingungan dan kepanikan yang akan dialami oleh manusia, saat mereka dipisahkan dari segala yang mereka kenal dan cintai di dunia. Mereka akan serupa dengan laron yang berhamburan mencari tempat berlindung saat badai tiba.

Gunung-Gunung Bagaikan Bulu-bulu yang Berhamburan

Al-Quran menggunakan kapas atau bulu sebagai metafora untuk menggambarkan bagaimana gunung-gunung, yang merupakan struktur paling stabil dan kuat di bumi, akan terhambur pada Hari Kiamat. Surah al-Qaari’ah (101:5) menjelaskan gunung-gunung yang menjadi seperti bulu yang lembut. Adegan ini ditunjukkan untuk memperkuat betapa besar dan mengerikan kejadian hari itu akan menjadi. Selanjutnya, menunjukkan bahwa tidak ada yang abadi dan tetap dalam dunia ini.

Conclusion

Pemahaman tentang akhir zaman dan Hari Kiamat adalah bagian integral dari iman Islam. Konsep hari terakhir memberikan pondasi bagi pemahaman Muslim tentang siklus hidup dan kematian, serta mempengaruhi keyakinan mereka tentang moralitas dan pertanggungjawaban. Meski gambaran tentang hari ini mungkin menakutkan, ini dirancang untuk mendorong refleksi dan introspeksi tentang tindakan mereka selama kehidupan mereka di dunia. Dengan demikian, hari kiamat tidak hanya tentang hancurnya dunia fisik, tapi juga tentang evaluasi moral atas tindakan dan keputusan yang telah diambil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *