Perang saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit setelah berakhirnya masa kekuasaan Raja Hayam Wuruk secara umum dikenal dengan sebutan Perang Paregreg. Kejadian ini merupakan potret tragis tumbangnya Kerajaan Majapahit yang dulunya gigih berdiri sebagai salah satu kerajaan paling dominan di Nusantara.
Latar Belakang Perang Paregreg
Perang ini pecah pada tahun 1401, lima tahun setelah Heyam Wuruk tutup usia. Dalam beberapa laporan sejarah, konflik ini terjadi akibat perpecahan internal antara kedua putra Heyam Wuruk dari permaisuri yang berbeda, yaitu Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.
Menjadi kebiasaan dalam kerajaan di Indonesia pada masa itu, posisi raja atau penguasa tidak selalu diturunkan kepada putra sulung. Sebaliknya, penerus bisa dipilih berdasarkan berbagai fundasi seperti kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan pemimpinan.
Interogasi untuk kepemimpinan inilah yang terjadi pasca Hayam Wuruk. Wikramawardhana turut mendukung ibunya, Paduka Sori — istri kedua Hayam Wuruk — di pengadilan kerajaan agar diberikan posisi raja. Bhre Wirabhumi yang mana putra bungsu, sebaliknya, merasa ia berhak atas takhta.
Proses Perang Paregreg
Perang Paregreg yang merenggut banyak nyawa ini berjalan selama lima tahun dari 1401-1406. Bukti-bukti seperti prasasti dan naskah-naskah kuno memberikan gambaran tentang kekejaman pertempuran ini. Mereka mencerminkan gambaran adegan-adegan pertarungan yang brutal dan pembantaian yang meluas.
Pada akhirnya, Wikramawardhana berhasil unggul dalam peperangan. Dia kemudian memerintah Majapahit selanjutnya dari tahun 1406-1429. Sementara itu, Bhre Wirabhumi dicatat dalam sejarah sebagai sang pangeran yang dikhianati dan dibunuh dalam perang fratricide ini.
Dampak Perang Paregreg
Gelombang konflik ini lebih jauh menyebabkan kemunduran Kerajaan Majapahit. Meskipun Majapahit masih berlanjut hingga pertengahan abad ke-15, kekuatan dan pengaruhnya telah jauh berkurang pasca Paregreg.
Sementara perang berakhir dengan kemenangan Wikramawardhana, kerusakan politik dan sosial yang disebabkan perang itu adalah monumental. Banyak wilayah dan juga daerah jajahan mulai memberontak dan melepaskan diri dari Majapahit, penurunan ini membuka jalur bagi kerajaan-kerajaan baru untuk mengisi kekuasaan.
Kesimpulannya, Perang Paregreg merupakan peristiwa penting dalam sejarah Nusantara. Peristiwa ini tidak hanya mengakhiri periode keemasan Majapahit, tetapi juga berperan dalam meredefinisi peta politik dan sosial di wilayah ini.