Olahraga kontak seperti tinju, kickboxing, dan olahraga bela diri campuran (MMA) seringkali melibatkan momen dramatis di mana seorang pesaing jatuh ke tanah setelah pukulan atau teknik yang efektif. Jika pesaing tersebut tidak bisa kembali berdiri sampai wasit menghitung hingga 10, maka pertandingan dianggap usai dan pesaing yang menghasilkan serangan tersebut dinyatakan sebagai pemenang. Fenomena ini disebut dengan Knock Out (KO).
Tinju dan Knock Out
Dalam olahraga tinju, Knock Out (KO) adalah cara paling dramatis untuk memenangkan pertandingan. Seorang petinju dianggap kalah dengan KO jika ia tidak bisa kembali berdiri dan bertanding dalam waktu 10 detik setelah jatuh ke tanah oleh pukulan yang sah dari lawannya.
Keputusan ini tidak dibuat oleh petinju tersebut, melainkan oleh hakim atau wasit yang menghitung hingga sepuluh; disebut sebagai “hitungan KO.” Dalam beberapa kasus, petinju yang jatuh mungkin berusaha kembali berdiri tetapi dianggap tidak mampu melanjutkan pertandingan oleh dokter ring atau wasit, hasil pertandingan tetap dianggap KO.
Kickboxing, MMA dan KO
Mirip dengan tinju, dalam Kickboxing dan MMA, seorang fighters juga bisa menang melalui KO. Jika seorang pesaing tidak bisa kembali berdiri dan bertanding dalam waktu 10 detik setelah menerima pukulan, tendangan, atau teknik lainnya yang sah, maka lawannya dinyatakan memenangkan pertandingan.
Tapi dalam MMA, hal ini bisa sedikit berbeda. Karena sifatnya yang lebih brutal dibanding tinju dan kickboxing, sering kali fighters tidak perlu menunggu sampai wasit mengitung hingga 10 jika mereka sudah dianggap tidak mampu melanjutkan pertandingan. Ini adalah keputusan yang diambil oleh wasit dalam ring untuk melindungi keselamatan para fighters.
Kesimpulan
Kemenangan melalui Knock Out (KO) adalah bukti dari teknik, kekuatan, dan strategi yang efektif dari seorang fighters. Itulah mengapa KO sering kali dilihat sebagai bentuk kemenangan yang paling definitif dan tidak terbantahkan dalam olahraga bela diri. Namun, keselamatan atlet tetap menjadi yang utama; sehingga, jika seorang petarung tidak mampu melanjutkan pertandingan, wasit berhak untuk menghentikan pertandingan dan menghitung sampai sepuluh, sekalipun petarung tersebut berusaha untuk kembali berdiri.
