Budaya

Posisi Tumit Kaki Belakang yang Benar Saat Melakukan Prinsip Dasar Gerakan Kaki Fase Topang Ganda pada Jalan Cepat

×

Posisi Tumit Kaki Belakang yang Benar Saat Melakukan Prinsip Dasar Gerakan Kaki Fase Topang Ganda pada Jalan Cepat

Sebarkan artikel ini

Jalan cepat, lebih dikenal sebagai racewalking, adalah olahraga yang memiliki teknik khusus dan disiplin ketat. Ini bukan hanya berjalan lebih cepat dari biasanya, melainkan olahraga yang memiliki aturan dasar, salah satunya adalah tentang posisi tumit kaki belakang saat melakukan prinsip gerakan kaki fase topang ganda. Posisi tumit ini sangat penting karena bisa berdampak pada efisiensi gerakan dan juga mengurangi resiko cedera.

Prinsip Dasar Gerakan Kaki

Untuk memahami posisi tumit pada fase topang ganda, pertama-tama kita perlu memahami prinsip dasar gerakan kaki saat racewalking. Gerakan kaki pada jalan cepat melibatkan dua fase utama: fase ayunan dan fase topang. Fase topang sendiri terdiri dari fase topang tunggal dan topang ganda.

  • Fase Ayunan: Fase ini bersifat dinamis, dimana kaki bergerak dari belakang tubuh menuju ke depan.
  • Fase Topang: Fase dimana tubuh ditopang oleh satu atau dua kaki di tanah. Fase topang tunggal terjadi saat satu kaki menopang tubuh, sementara kaki lainnya berada dalam fase ayunan. Fase topang ganda terjadi ketika kaki yang melakukan ayunan mencapai tanah dan terjadi penopangan dari dua kaki.

Saat melakukan fase topang ganda, posisi tumit kaki yang berada di belakang sangat penting yang akan kita bahas lebih lanjut.

Posisi Tumit Kaki Belakang

Salah satu faktor penting yang menentukan kinerja atlet dalam racewalking adalah posisi tumit saat fase topang ganda. Pada fase ini, kaki depan telah menyentuh tanah sementara kaki belakang masih tetap berada di tanah hingga kaki depan benar-benar menopang beban tubuh.

Untuk tumit kaki belakang, sebaiknya tetap di tanah dalam posisi rata atau flat sepanjang fase topang ganda. Hal ini berfungsi untuk mengurangi risiko cedera pada pergelangan kaki dan betis, serta menjamin efisiensi gerakan dan kecepatan yang stabil.

Terlalu cepat mengangkat tumit belakang pada fase ini dapat menyebabkan terjadinya loncat, yang berarti kurangnya fase topang dua kaki di tanah. Hal ini dapat melanggar aturan racewalking dan juga berpotensi menimbulkan cedera.

Kesimpulan

Pada racewalking, posisi tumit kaki belakang saat fase topang ganda harus tetap rata di tanah hingga tubuh secara penuh ditopang oleh kaki depan. Memahami dan menerapkan prinsip ini tidak hanya penting dalam mengejar kecepatan dan efisiensi, namun juga untuk mencegah cedera. Dengan berlatih dan meningkatkan kesadaran kinestetik, atlet racewalking dapat mencapai performa optimal dan meminimalkan risiko cedera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *