Ilmu

Cerita Imajinasi/Cerita Fantasi yang Mengisahkan Kisah dengan Dua Latar Waktu yang Berbeda Disebut dengan….

×

Cerita Imajinasi/Cerita Fantasi yang Mengisahkan Kisah dengan Dua Latar Waktu yang Berbeda Disebut dengan….

Sebarkan artikel ini

Dalam dunia sastra ataupun penulisan fiksi, tipe narasi seperti yang ditanyakan dalam pertanyaan di atas seringkali disebut sebagai cerita dengan “dua latar waktu” atau biasa disebut juga dengan istilah “parallel time frame” dalam bahasa Inggris. Konsep ini bisa melibatkan lebih dari satu zaman atau periode waktu yang digambarkan secara bersamaan dalam satu kisah.

Konsep ini mengizinkan penulis untuk memberikan perspektif yang berbeda dalam satu cerita, memungkinkan kerumitan narasi dan perkembangan karakter yang lebih mendalam, serta kaya rasa. Beberapa penulis menggunakan teknik ini untuk menciptakan misteri, suspensi, atau untuk menunjukkan perubahan dalam karakter seiring berjalannya waktu.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Biasanya, dalam cerita dengan dua latar waktu, penulis secara bergantian beralih antara dua (atau lebih) periode waktu. Hal tersebut bisa dilakukan per bab, per bagian, atau bahkan per paragraf. Setiap latar waktu biasanya memiliki narasi dan plot tersendiri tetapi pada akhirnya saling terhubung dan membentuk satu kesatuan cerita.

Kesatuan ini dapat berbentuk petunjuk tentang masa depan karakter yang diberikan melalui cerita masa lalunya, atau penjelasan tentang peristiwa masa lalu yang berpengaruh pada situasi masa depan, dan lain sebagainya. Penggunaan diskursus waktu ini mampu memberikan dimensi waktu cerita dengan keunikan dan kekayaan yang tidak mampu diberikan oleh struktur waktu linear biasa.

Contoh dalam Sastra

Seperti disebutkan sebelumnya, banyak cerita menggunakan konsep ini sebagai elemen utamanya, termasuk dalam genre imajinasi atau fantasi. Beberapa contoh termasuk novel seperti “The Time Traveler’s Wife” oleh Audrey Niffenegger dan “Dua Garis Biru” oleh Dyah MEGA, yang keduanya mengeksplorasi latar waktu yang berbeda.

Dalam “The Time Traveler’s Wife”, kisahnya bergerak maju dan mundur dalam waktu, menunjukkan bagaimana hubungan antara pasangan utama berkembang seiring berjalannya waktu, dan bagaimana peristiwa masa lalu dan masa depan mereka mempengaruhi mereka di saat sekarang.

Sementara, dalam “Dua Garis Biru”, penulis mengisahkan dua latar waktu yaitu, ketika tokoh utama masih remaja dan ketika sudah dewasa, mengungkap peristiwa masa lalu yang membentuk kehidupan mereka di masa depan.

Dengan demikian, cerita dengan dua latar waktu bisa menjadi cara yang efektif dan menarik untuk mengisahkan suatu cerita, memberikan lapisan tambahan kompleksitas dan kedalaman ke dalam cerita tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *