Penyakit jantung koroner merupakan salah satu gangguan peredaran darah pada manusia yang cenderung berbahaya dan menjadi penyebab kematian terbesar di berbagai belahan dunia. Kondisi ini terjadi akibat adanya penyumbatan pada arteri koroner, yang mana bertugas mengalirkan darah dan oksigen menuju otot jantung. Penyumbatan tersebut pada umumnya disebabkan oleh proses aterosklerosis, suatu kondisi di mana dinding arteri mengeras dan menyempit akibat penumpukan plak – kumpulan kolesterol, sel lemak, kalsium, dan substansi lainnya.
Proses Terjadinya Penyumbatan Arteri Koroner
Proses penyumbatan arteri koroner ini tidak terjadi dalam semalam. Hal ini merupakan akumulasi dari gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat selama bertahun-tahun. Dengan pola makan tinggi lemak dan kolesterol, plak bisa mulai menumpuk di dinding arteri. Seiring waktu, penumpukan ini dapat mempersempit arteri dan membatasi aliran darah ke jantung.
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala penyakit jantung koroner bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan penyumbatan. Pada awalnya, penyakit ini mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, sampai penyumbatan menjadi cukup parah untuk membatasi aliran darah. Pada titik ini, gejala dapat mencakup nyeri dada (angina), sesak napas, kelelahan, pusing, dan irama jantung yang tidak normal. Jika arteri sepenuhnya tersumbat, pasien dapat mengalami serangan jantung.
Pencegahan dan Pengobatan
Untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung koroner, penting untuk mempertahankan gaya hidup sehat. Ini termasuk makan makanan seimbang yang rendah lemak dan kolesterol, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan membatasi konsumsi alkohol. Jika penyakit ini telah berkembang jauh, terdapat beberapa pilihan pengobatan, termasuk obat-obatan, prosedur invasif minimal seperti angioplasti dan pemasangan stent, atau prosedur lebih besar seperti operasi bypass jantung.
Penyakit jantung koroner adalah kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis. Meskipun penyebab utamanya sering kali adalah gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, faktor lain seperti genetika juga dapat berkontribusi. Dengan mencegah dan mengobati kondisi ini sejak dini, risiko komplikasi serius dan kematian bisa dikurangi.
