Budaya

Tradisi yang Selalu Dikerjakan Secara Turun-Temurun Kerajaan Demak yang Masih Berlangsung Sampai Saat Ini

×

Tradisi yang Selalu Dikerjakan Secara Turun-Temurun Kerajaan Demak yang Masih Berlangsung Sampai Saat Ini

Sebarkan artikel ini

Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan yang berperan penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam penyebaran agama Islam di Tanah Air. Pendirian kerajaan ini berkaitan erat dengan Walisongo, khususnya Sunan Giri dan Sunan Ampel. Tradisi-tradisi di Kerajaan Demak turut membentuk budaya Jawa yang kita kenal sekarang. Di bawah ini beberapa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini yang diwariskan oleh Kerajaan Demak.

1. Upacara Ruwatan

Ruwatan merupakan tradisi adat Jawa yang masih dilakukan hingga saat ini di berbagai daerah, termasuk Demak. Upacara ini dilakukan untuk menyucikan seseorang atau suatu tempat dari kutukan atau kesialan yang menempel. Ruwatan biasanya dilakukan dengan membaca doa dan mantra khusus disertai dengan sesaji dan persembahan.

2. Sekaten

Sekaten adalah salah satu tradisi turun-temurun yang berasal dari Kerajaan Demak dan masih ada hingga sekarang. Tradisi ini digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Penyelenggaraan Sekaten biasanya diiringi dengan pertunjukan gamelan yang dimainkan di dua pendopo dari pagi hingga malam.

3. Upacara Cuci Keris

Keris merupakan pusaka yang penting bagi kerajaan-kerajaan di Jawa, termasuk Kerajaan Demak. Tradisi Cuci Keris ini masih dilakukan hingga sekarang, khususnya pada saat-saat tertentu, seperti saat Jumat Kliwon atau pada saat ada peringatan penting di keraton. Dalam upacara ini, keris-keris pusaka dicuci dengan air bunga dan ditempatkan di balai untuk dipuja.

4. Ziarah Makam Raja-Raja Demak

Ziarah makam raja-raja Demak merupakan ritual yang masih dilakukan hingga saat ini oleh masyarakat sekitar. Makam-makam tersebut merupakan peninggalan dari raja-raja Demak dan dianggap memiliki berkah spiritual yang tinggi.

5. Tradisi Suroan

Suroan adalah tradisi tahunan yang dirayakan pada bulan Suro, bulan pertama dalam kalender Jawa. Upacara ini biasanya melibatkan berbagai macam ritual, seperti ruwatan, sesaji, dan pelarungan (pelepasan ke laut).

Secara keseluruhan, tradisi-tradisi yang telah diwariskan oleh Kerajaan Demak ini memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Menyelami dan memahami tradisi ini dapat membantu kita untuk lebih mengenal dan memahami sejarah serta budaya Jawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *