Pengetahuan tentang keragaman spesies di dunia sangat penting dalam ilmu biologi. Untuk membantu dalam pengorganisasian semua informasi ini, para ilmuwan telah mengembangkan sistem klasifikasi yang memungkinkan kita untuk memahami bagaimana semua organisme ini saling terhubung. Sistem ini dirancang untuk mengatur tiga juta spesies yang dikenal manusia, salah satunya adalah tumbuhan jagung (Zea mays).
Pada artikel ini, kami akan melihat tingkatan klasifikasi tumbuhan jagung, mulai dari yang paling tinggi sampai tingkat yang paling rendah.
Domain
Domain adalah tingkatan klasifikasi tertinggi. Di masa lalu, semua makhluk hidup dibagi menjadi dua kerajaan, tetapi kini, menggunakan teknologi modern, kita dapat membedakannya menjadi tiga golongan atau domain: Bacteria, Archaea, dan Eukarya. Tumbuhan jagung termasuk dalam domain Eukarya karena sel-selnya memiliki nukleus dan organel lain yang dibungkus membran.
Kingdom
Kingdom atau kerajaan adalah tingkatan berikutnya setelah domain. Ada lima kingdom dalam domain Eukarya: Animalia, Plantae, Fungi, Protista, dan Monera. Tumbuhan jagung berada dalam kingdom Plantae karena merupakan organisme multiseluler yang dapat melakukan fotosintesis.
Phylum
Di bawah kingdom, ada phylum. Dalam kingdom Plantae, tumbuhan jagung masuk ke dalam phylum Tracheophyta, juga dikenal sebagai tumbuhan berpembuluh.
Class
Setelah phylum, tumbuhan jagung diklasifikasikan dalam class atau kelas. Jagung diklasifikasikan dalam class Liliopsida yang merupakan kelas bagi tanaman monokotil.
Order
Di bawah class, tumbuhan jagung termasuk dalam order Poales, yang mencakup berbagai tanaman seperti rumput dan bambu.
Family
Pada tingkatan family, jagung merupakan bagian dari keluarga Poaceae, yang mencakup berbagai jenis rumput dan serealia.
Genus
Genus adalah tingkatan klasifikasi kedua terendah. Tumbuhan jagung termasuk dalam genus Zea.
Species
Species adalah tingkat terendah dalam klasifikasi. Nama ilmiah tumbuhan jagung adalah mays. Jadi, tumbuhan jagung diklasifikasikan secara penuh sebagai Zea mays.
Pemahaman terhadap sistem klasifikasi ini bukan hanya membantu kita dalam merujuk ke spesies tertentu, tetapi juga memberikan informasi tentang hubungan evolusioner antara spesies yang berbeda. Dengan memahami bahwa jagung masuk dalam kelas yang sama dengan tanaman monokotil lainnya, misalnya, kita juga bisa memahami bahwa mereka memiliki leluhur bersama dalam sejarah evolusioner mereka.
