Budaya

Apa yang Membuat Kerajaan Sriwijaya Maju dan Apa yang Membuatnya Runtuh?

×

Apa yang Membuat Kerajaan Sriwijaya Maju dan Apa yang Membuatnya Runtuh?

Sebarkan artikel ini

Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan maritim yang berkuasa di wilayah Indonesia, kemudian memperluas pengaruhnya ke semenanjung Malaya dan sebagian Thailand selatan dari abad ke-7 hingga ke-13. Kekuasaannya mencapai puncaknya pada abad ke-8 dan ke-9. Meskipun begitu, kerajaan ini akhirnya mengalami kemunduran dan runtuh. Pertanyaannya, apa yang membuat Kerajaan Sriwijaya maju dan apa yang membuatnya runtuh?

Alasan Keberhasilan Kerajaan Sriwijaya

  1. Posisi Geografis yang Strategis

    Kerajaan Sriwijaya terletak di jalur perdagangan laut antara India dan China. Hal ini memberikan Sriwijaya kontrol atas pelabuhan dan keuntungan besar dari pajak perdagangan.

  2. Hubungan Dagang dan Diplomatik yang Kuat

    Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan dagang yang erat dengan India, China, dan negara-negara lainnya, yang meningkatkan status dan kekayaannya. Selain itu, Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan Budha yang menarik banyak pelajar dan biksu dari berbagai belahan dunia, termasuk Cina dan India.

  3. Penguasaan Teknologi

    Sriwijaya memiliki keahlian dalam teknologi pembuatan kapal dan navigasi, yang sangat penting dalam mendominasi jalur perdagangan dan untuk pertahanan.

Alasan Kejatuhan Kerajaan Sriwijaya

  1. Perang dan Invasi

    Kerajaan Sriwijaya dipaksa untuk berperang melawan kerajaan-kerajaan lain yang juga ingin mengendalikan jalur perdagangan, seperti Kerajaan Chola dari India Selatan. Dalam peperangan yang berlangsung pada tahun 1025, angkatan laut Sriwijaya hancur dan kota-kota pentingnya jatuh ke tangan Chola.

  2. Kurangnya Sumber Daya Alam

    Setelah berabad-abad meraup keuntungan dari perdagangan, sumber daya alam khususnya emas yang menjadi komoditas utama kerajaan mulai menipis. Ini mengurangi nilai ekonomi Sriwijaya dalam perdagangan regional.

  3. Perubahan Jalur Perdagangan

    Pada abad ke-10 dan ke-11, kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara dan Tengah mulai membuka jalur perdagangan mereka sendiri. Jalur-jalur ini seringkali tidak melalui wilayah Sriwijaya, sehingga menurunkan pendapatan kerajaan dan mempengaruhi kekuasaannya.

Ringkasan, kerajaan maritim Sriwijaya tidak hanya menunjukkan bahwa hubungan perdagangan, posisi geografis yang strategis, dan penguasaan teknologi adalah kunci keberhasilan sebuah kerajaan, tetapi juga bahwa perang, kehabisan sumber daya, dan perubahan struktur ekonomi dapat menyebabkan kemundurannya. Walaupun kerajaan ini sudah lama runtuh, namun peninggalannya masih bisa dilihat dalam budaya dan sejarah Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *