Sosial

Keberanian Memberitakan Injil karena Pertolongan Allah

×

Keberanian Memberitakan Injil karena Pertolongan Allah

Sebarkan artikel ini

Keberanian adalah aspek penting dalam rangka melakukan tugas atau misi apapun, termasuk dalam memberitakan injil. Karena itu, tidak heran bila banyak pekabar Injil yang menggantungkan keberanian mereka pada pertolongan Allah. Dalam artikel ini, kita akan merujuk kepada keyakinan dan pengalaman mereka yang menjadikan peran Allah menjadi hal yang sangat penting dalam memberikan keberanian untuk mereka menyebarkan pesan Injil.

Memanfaatkan Keberanian dari Allah

Menyatukan kata ‘keberanian’ dan ‘pertolongan Allah’ tidaklah asing dalam konteks penyebaran Injil. Keberanian dalam konteks ini sering dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk menghadapi rasa takut atau risiko, terutama dalam situasi-situasi sulit dan menantang. Pertolongan Allah yang maksud adalah bantuan atau dukungan dari Tuhan, dalam bentuk nyata maupun gaib, yang memberikan kekuatan dan keyakinan kepada mereka yang merasa takut dan lemah.

Para pekabar Injil kerap kali dihadapkan dengan tantangan yang mengharuskan mereka untuk bersikap berani, baik dalam membuat keputusan, berbicara di depan publik, hingga menghadapi phobia dan ancaman. Dalam konteks ini, keberanian dan pertolongan Allah menjadi dua hal yang saling berkaitan, dan satu tidak bisa dipisahkan dari yang lain.

Kepercayaan pada Pertolongan Allah

Percaya pada pertolongan Allah berarti percaya bahwa Allah akan memberikan bantuan-Nya dalam bentuk apapun, termasuk memberikan keberanian. Keyakinan ini biasanya tumbuh dari pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh seseorang atau komunitas tertentu. Mereka yang telah merasakan bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup mereka, akan lebih mudah percaya bahwa Tuhan akan terus memberikan pertolongan-Nya, termasuk dalam konteks memberikan keberanian.

Hal ini dapat terlihat dalam kisah penyebaran Injil oleh para rasul. Meski dihadapkan dengan tantangan dan tekanan, mereka tetap berani berbicara dan memberitakan Injil karena percaya bahwa Tuhan sedang bekerja melalui mereka dan akan memberikan pertolongan-Nya.

Tetap Berani, dalam Segala Situasi

Anggapan bahwa seseorang hanya berani ketika segalanya berjalan dengan baik adalah salah. Justru, dalam situasi-situasi sulit lah, keberanian seseorang diuji. Dalam konteks penyebaran Injil, ini berarti bahwa seseorang tidak hanya harus berani ketika pesan Injil diterima dengan baik, tapi juga ketika menghadapi penolakan dan bahaya.

Pada akhirnya, keberanian untuk membawa dan memberitakan pesan Injil datang dari keyakinan bahwa Allah sedang bekerja dan akan selalu memberikan bantuan-Nya. Tanpa keyakinan ini, seorang pekabar Injil mungkin akan mudah patah semangat dan menyerah. Namun, dengan keyakinan ini, mereka tidak hanya mendapatkan keberanian, tetapi juga semangat yang tak kunjung padam untuk terus menyampaikan pesan Injil.

Jadi, jawabannya apa? Keberanian untuk memberitakan Injil bukanlah hal yang datang dengan sendirinya. Itu adalah kombinasi dari iman pribadi dan pengalaman dengan pertolongan Allah yang berkesinambungan. Keberanian tersebut akan tetap ada, bahkan ketika dihadapkan dengan tantangan paling sulit sekalipun, selama kita percaya bahwa Allah mendukung usaha kita dan tidak akan meninggalkan kita sendirian dalam misi kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *