Diskusi

Percakapan Bahasa Jawa Krama Alus Antara Anak dan Ibu

×

Percakapan Bahasa Jawa Krama Alus Antara Anak dan Ibu

Sebarkan artikel ini

Bahasa Jawa adalah bagian indah dari budaya Jawa, yang masih digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari di banyak bagian Jawa, Indonesia. Salah satu aspek menarik dari Bahasa Jawa adalah derajat sopannya, yang biasanya digunakan tergantung pada situasi, status, dan hubungan antara dua orang. Sebagai contoh, bahasa Jawa ‘Krama Alus’ adalah bentuk Bahasa Jawa yang paling sopan dan biasanya digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam situasi formal atau resmi.

Berikut ini adalah contoh dari percakapan bahasa Jawa krama alus antara seorang anak dan ibunya.

Anak: “Punten, simbah. Kula badhe angatur pituduh marang simbah. Apa simbah sampun pareng sarapan pagi punika?”

Artinya: “Maaf, ibu. Saya ingin mengajukan pertanyaan pada ibu. Apakah ibu sudah mendapat sarapan pagi ini?”Ibu: “Ewalah, dalem. Sampun, simbah sampun dados pareng sarapan pagi.”

Artinya: “Oh, anakku. Sudah, Ibu sudah mendapatkan sarapan pagi.”Anak: “Matur nuwun, simbah. Kula sumepuh lintang pareng simbah.”

Artinya: “Terima kasih, ibu. Saya merasa lega ibu telah makan.”Ibu: “Inggih, dalem. Mugi-mugi panjenenganipun sehat lan tentrem. Muga simbah tansah peparing ngaturi pituduh panjenengan.”

Artinya: “Ya, anakku. Semoga kamu selalu sehat dan tenang. Semoga Ibu selalu bisa menjawab pertanyaanmu.”

Percakapan di atas mencerminkan beberapa aspek penting dari bahasa Jawa krama alus. Terlihat bahwa bentuk ini sangat sopan, menghargai dan memperlihatkan rasa hormat yang mendalam kepada orang yang lebih tua, dalam hal ini seorang ibu. Meskipun bahasa ini mungkin terdengar rumit bagi orang yang tidak terbiasa, hal ini sebenarnya menjadi bagian dari keunikan dan kerumitan bahasa Jawa yang indah.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah bahwa bahasa Jawa Krama Alus merupakan bentuk bahasa yang sangat sopan dan menghargai orang yang lebih tua atau berstatus lebih tinggi. Selain itu, pentinglah kita menjaga dan melestarikan kekayaan bahasa ini sebagai bagian dari warisan budaya kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *