Ilmu

Kata Kata Sindiran Bahasa Jawa Halus Tapi Menyakitkan

×

Kata Kata Sindiran Bahasa Jawa Halus Tapi Menyakitkan

Sebarkan artikel ini

Bahasa Jawa dikenal memiliki keragaman dan kekayaan leksikon yang dapat digunakan untuk berbagai situasi dan kondisi, termasuk saat kita ingin menyindir seseorang. Sindiran dalam bahasa Jawa dapat terdengar halus, tapi memiliki makna yang dalam dan seringkali menyakitkan. Berikut ini beberapa contoh kata-kata sindiran dalam bahasa Jawa yang halus namun menyakitkan.

  1. “Aja sibuk uripmu dewe kok malah nguruske urip wong liyo.”

    Sindiran halus ini cocok digunakan untuk orang-orang yang gemar mencampuri urusan orang lain. Artinya adalah “Jangan sibuk hidupmu sendiri malah mengurus hidup orang lain.”

  2. “Aja ngaku wong jawa yen durung biso njaga sopan santun.”

    Fase ini berarti, “Jangan mengaku sebagai orang Jawa jika tidak bisa menjaga sopan santun.” Ini dibuat khusus untuk mereka yang lupa akan adat kebiasaan dan kewajiban sebagai orang Jawa.

  3. “Ojo kakean gaya lek wong ora nduwe apa-apa.”

    Sindiran ini ditujukan untuk orang-orang yang suka pamer meski sebenarnya tidak memiliki apa-apa. Artinya adalah “Jangan terlalu berlagak jika tidak memiliki apa-apa.”

  4. “Ojo ngaku alim yen dadi wonge durung biso ngontrol sikap.”

    Sindiran ini memiliki makna yang dalam, artinya “jangan mengaku alim jika belum bisa mengontrol sikap.” Pada dasarnya sindiran ini diperuntukkan bagi mereka yang suka menunjukkan kesholehannya namun masih memiliki beragam kebiasaan buruk.

  5. “Nyinden-nyinden yen dhewe mangan koran.”

    Kata-kata sindiran ini adalah untuk orang-orang yang suka menunjukkan kemewahan meski hidup serba kekurangan. Artinya “menunjukkan kemewahan padahal diri sendiri makan koran.”

Nah, itulah beberapa contoh kata-kata sindiran bahasa Jawa yang halus tapi memiliki makna dalam dan bisa menyakitkan. Bagaimanapun, sindiran ini bukanlah sarana untuk memicu konflik, melainkan sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan secara lebih halus dan tidak langsung. Sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua untuk saling menghargai dan menunjukkan rasa sopan santun dalam berkomunikasi, karena itulah yang menjadi ciri khas budaya Jawa.

Jadi, jawabannya apa? Anda mungkin akan berpikir dua kali sebelum menggunakan kata-kata sindiran ini. Ingatlah, tujuan dari sindiran adalah untuk membangun, bukan merusak. Pilihlah kata-kata anda dengan bijak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *