Budaya

Meskipun Harga Beras Naik, Orang Akan Tetap Membutuhkan Beras Sebagai Makanan Pokok. Karenanya, Meskipun Mungkin Dapat Dihemat Penggunaannya Namun Tidak akan Sebesar Kenaikan Harga yang Terjadi. Sebaliknya Pula, Jika Harga Beras Turun Konsumen Tidak Akan Menambah Konsumsinya Sebesar Penurunan Harga. Karakteristik Produk yang Seperti Ini Mengakibatkan Permintaan Menjadi…

×

Meskipun Harga Beras Naik, Orang Akan Tetap Membutuhkan Beras Sebagai Makanan Pokok. Karenanya, Meskipun Mungkin Dapat Dihemat Penggunaannya Namun Tidak akan Sebesar Kenaikan Harga yang Terjadi. Sebaliknya Pula, Jika Harga Beras Turun Konsumen Tidak Akan Menambah Konsumsinya Sebesar Penurunan Harga. Karakteristik Produk yang Seperti Ini Mengakibatkan Permintaan Menjadi…

Sebarkan artikel ini

Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. Ketergantungan masyarakat terhadap beras sangat tinggi, sehingga penentuan harga beras menjadi hal yang sensitif. Meski demikian, karena ketergantungan tersebut, dinamika harga beras ternyata tidak serta merta berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi beras oleh masyarakat.

Harga Beras dan Permintaan

Penyebab ketidaklangsungan ini adalah karakteristik produk beras itu sendiri. Beras merupakan produk yang termasuk dalam kategori barang kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok adalah barang atau jasa yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari dan harus dipenuhi, tak peduli berapa harganya. Dengan demikian, meskipun harga beras naik, orang akan tetap membutuhkannya. Mereka mungkin memangkas penggunaannya, namun penurunan konsumsi ini tidak akan sebesar kenaikan harga itu sendiri.

Di lain pihak, jika harga beras turun, konsumen umumnya tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini menunjukkan bahwa konsumsi beras cenderung stabil dan tidak banyak dipengaruhi oleh fluktuasi harga. Ini merupakan karakteristik dari produk bersifat inelastis, atau dalam kata lain permintaan menjadi inelastis terhadap perubahan harga.

Inelastisitas Permintaan Beras

Inelastisitas permintaan berarti perubahan kuantitas permintaan sebuah barang tidak sebanding dengan perubahan harganya. Dalam konteks beras, kenaikan harga hanya sedikit mengurangi konsumsi, dan penurunan harga juga hanya sedikit menambah konsumsi. Karakteristik inelastis ini merupakan sebab mengapa harga beras bisa sangat fluktuatif tanpa berpengaruh besar terhadap konsumsi.

Implikasi dan Strategi

Informasi tentang inelastisitas permintaan beras ini dapat dijadikan dasar dalam menciptakan berbagai kebijakan, baik oleh pemerintah maupun pihak produsen. Pemerintah dapat berupaya mengontrol harga beras melalui kebijakan subsidi atau pengendalian impor, sementara produsen bisa lebih mengoptimalkan produksi mereka dengan lebih memperhatikan faktor lain seperti kualitas, efisiensi dan inovasi.

Situasi ini juga menuntut masyarakat untuk bersikap bijaksana dalam konsumsi beras. Penggunaan beras yang efisien dan sehat harus menjadi prioritas, bukan semata-mata mengejar harga yang rendah.

Sebagai penutup, meski fluktuatif, dinamika harga beras tidak serta-merta membuat konsumsi beras mengalami lonjakan atau penurunan drastis. Inilah yang membuat permintaan terhadap beras menjadi inelastis terhadap perubahan harga. Namun, hal ini bukan berarti konsumen dapat abai terhadap fluktuasi harga, tetaplah cermat dan bijaksana dalam mengelola konsumsi beras.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *