Islam, sebagai agama yang menyeluruh, mengajarkan umatnya untuk selalu mengingat dan bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Namun, banyak manusia yang sering lupa dan mengabaikan aspek penting ini dari kehidupan sehari-hari. Mereka beranggapan bahwasanya harta dan kedudukan yang mereka peroleh adalah hasil semata dari kerja keras sendiri, tanpa mengakui peran dan bantuan yang diterima dari Allah SWT.
Dari sini, muncul dua sikap yang sangat dihindari dalam ajaran Islam, yaitu riya’ dan s u m’a h. Riya’ adalah perilaku yang dilakukan seseorang karena ingin dipuji atau dihargai oleh orang lain, tanpa memperhatikan niat dan tujuan yang benar dalam agama. Sementara s u m’a h adalah sikap dimana seseorang ingin mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain melalui perbuatan baik yang ia lakukan.
Perilaku riya’ dan s u m’a h ini sangat berbahaya karena dapat merusak niat dan kualitas ibadah seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga agar tidak terjebak dalam perilaku-perilaku seperti ini. Lalu, bagaimana cara untuk menghindari perilaku riya’?
Satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan memperbaiki niat dalam setiap amalan yang kita lakukan. Setiap amal perbuatan harus dimulai dengan niat yang benar, yaitu karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihargai oleh manusia. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan.”
Selain itu, setiap musibah dan kesulitan yang kita hadapi sebenarnya adalah bentuk ujian dari Allah SWT. Jadi, seharusnya kita tidak selalu melihatnya sebagai hal yang buruk. Sebaliknya, kita harus menyadari bahwa setiap rintangan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus selalu mengingat dan bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Bahkan ketika kita sedang menghadapi ketidakmampuan atau kesulitan, kita harus tetap bersyukur karena itu hanyalah bagian dari ujian kehidupan. Dengan sikap seperti ini, kita akan mampu menghindari perilaku riya’ dan selalu menjaga niat dalam setiap amalan kita.
Dengan demikian, kita dapat meraih keberkahan dan rahmat Allah SWT, dan meraih kebahagiaan dalam hidup di dunia dan akhirat.