Untuk memahami dan menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami dasar-dasar genetika dan pewarisan sifat. Prinsip-prinsip ini dapat kita terapkan pada banyak spesies, termasuk marmot yang sering ditemui di pegunungan.
Untuk memulai, kita harus memahami bahwa setiap marmot memiliki dua gen untuk setiap sifat, yang satu diwariskan dari ibunya dan yang lainnya dari ayahnya. Dalam konteks pertanyaan ini, gen yang berperan adalah gen yang mengendalikan warna dan panjang bulu marmot.
Mari kita asumsikan bahwa rambut pendek adalah gen dominan (H) dan rambut panjang adalah gen resesif (h), serta gen yang mengendalikan warna bulu, dengan hitam sebagai dominan (B) dan cokelat sebagai resesif (b). Dengan demikian:
- Marmot jantan rambut pendek, warna hitam bisa memiliki genotipe HB.
- Marmot betina rambut panjang, warna cokelat harus memiliki genotipe hb.
Dengan mengecross kedua marmot ini (HB x hb) maka diperoleh keturunan F1, semua berambut pendek (dominan) dan berwarna hitam (dominan) dengan genotipe Hb.
Sekarang, jika kita mengecross lagi, dalam generasi (F1 x F1) atau (Hb x Hb), maka kita mendapatkan empat kombinasi genotipe untuk F2: HB, Hb, hB, dan hb. Secara fenotipik ini berarti:
- HB menunjukkan marmot dengan rambut pendek warna hitam
- Hb menunjukkan marmot dengan rambut pendek warna hitam
- hB menunjukkan marmot dengan rambut panjang warna hitam
- hb menunjukkan marmot dengan rambut panjang warna cokelat
Maka, jika F1 disilangkan sesamanya maka sebanyak 75% (3 di antara 4 kemungkinan genotipe: HB, Hb, dan Hb) dari keturunan dapat diharapkan berambut pendek warna hitam. Ini berarti, dari setiap empat individu, tiga diantaranya mungkin berambut pendek warna hitam, dan satu sisanya mungkin memiliki gen yang berbeda.
Namun, sangat penting untuk diingat, bahwa prediksi ini dibuat berdasarkan hukum genetika dan probabilitas, dan hasil aktual dari penyilangan mungkin berbeda tergantung pada berbagai faktor lainnya.