Sekolah

Kemudahan Menonton Film Dari Berbagai Siaran Televisi Mengakibatkan Budaya Asli Indonesia Seperti Wayang Sudah Jarang Diminati Terutama Bagi Kaum Pemuda: Jelaskan Hubungan Peristiwa Tersebut Dengan Dampak Globalisasi

×

Kemudahan Menonton Film Dari Berbagai Siaran Televisi Mengakibatkan Budaya Asli Indonesia Seperti Wayang Sudah Jarang Diminati Terutama Bagi Kaum Pemuda: Jelaskan Hubungan Peristiwa Tersebut Dengan Dampak Globalisasi

Sebarkan artikel ini

Globalisasi, suatu fenomena yang melibatkan integrasi dunia baik dalam aspek ekonomi, politik, sosial dan budaya, telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk budaya asli berbagai etnis dan bangsa. Budaya asli Indonesia, seperti Wayang, telah merasakan dampak langsung dari fenomena ini. Kemudahan menonton film dari berbagai siaran televisi telah mengubah preferensi budaya, terutama di kalangan pemuda, yang semakin jarang menikmati budaya asli seperti Wayang.

Dampak Globalisasi Terhadap Budaya

Globalisasi dalam konteks budaya dapat diartikan sebagai penyebaran artefak budaya dan ide-ide dari sejumlah kecil masyarakat ke masyarakat luas atau seluruh dunia. Dalam hal ini, dampak globalisasi dapat memberikan efek dua sisi. Dengan adanya globalisasi, budaya lokal dapat dikenal oleh masyarakat global dan dapat menjadi sumber kebanggaan dan identitas budaya. Di sisi lain, ianya juga dapat menggeser dan bahkan mempengaruhi keberlanjutan budaya lokal.

Peran Media dalam Perubahan Budaya

Televisi, sebagai salah satu alat media yang paling berpengaruh dalam era globalisasi, memainkan peran utama dalam pergeseran preferensi budaya ini. Kemudahan menonton film dari berbagai siaran televisi menawarkan berbagai pilihan hiburan yang menarik bagi kaum pemuda. Karena banyaknya pilihan, budaya asal seperti Wayang, yang memerlukan pemahaman dalam dan khusus, dapat terlupakan dan kehilangan minat.

Pengaruhnya Terhadap Kaum Pemuda

Kaum muda adalah kelompok masyarakat yang paling terpengaruh oleh perubahan ini. Mereka, yang sudah terbiasa dengan kecepatan, efisiensi dan variasi yang ditawarkan oleh era digital, mungkin merasa bahwa wayang dan budaya asli lainnya kurang menarik atau relevan bagi mereka. Ini bukan hanya tentang menonton film, tapi juga tentang bagaimana ide dan nilai-nilai yang disampaikan melalui media tersebut berpotensi membentuk cara pandang dan persepsi mereka terhadap dunia.

Kesimpulan

Dalam keseluruhan konteks ini, perlu dicatat bahwa globalisasi dan modernisasi tidak harus berarti akhir dari budaya asli. Inilah tantangan baru bagi segenap komponen bangsa untuk mempertahankan dan merawat kekayaan budaya lokal. Perlu adanya upaya yang lebih baik dan terstruktur untuk memastikan bahwa budaya lokal, seperti Wayang, tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang di tengah masyarakat global yang semakin majemuk dan kompleks. Dari adanya program pengenalan dan pembelajaran tentang Wayang di sekolah, sampai ke pelibatan media dalam mempromosikan dan menjaga kekayaan tersebut, langkah-langkah ini mungkin bisa menjadi bagian dari solusi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *