Model atom adalah model yang digunakan untuk memahami struktur atom yang sangat kompleks. Lalu siapakah yang mengemukakan konsep ini?
Dalam ilmu fisika, atom dipahami sebagai suatu entitas yang terdiri dari elektron yang mengorbitkan sebuah inti yang terdiri dari proton dan neutron. Oleh karena atom adalah sesuatu yang sangat kecil dan konseptual, ada banyak model dan teori yang mencoba menjelaskan struktur dan perilakunya. Salah satu konsep yang paling mendasar dan sering digunakan dalam fisika dan kimia adalah konsep “kulit-kulit atom”.
Konsep kulit-kulit atom ini pada dasarnya adalah model struktur atom yang diterima secara umum, di mana atom dipandang sebagai sistem di mana elektron mengambil posisi di beberapa kulit atau orbit yang mengelilingi inti atom. Model ini digunakan dalam berbagai kalkulasi dan prediksi dalam fisika dan kimia.
Namun, sesuai dengan judul artikel ini, pernyataan bahwa “Kulit-kulit atom bukan merupakan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, melainkan hanya suatu kebolehjadian ditemukannya elektron,” adalah konsep yang dijelaskan oleh mekanika kuantum.
Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Niels Bohr, fisikawan asal Denmark. Melalui Model atom Bohr yang legendaris, ia berhasil menggabungkan fisika klasik yang menunjukkan elektron mengorbit inti atom, dengan konsep-konsep baru tentang kuantisasi energi.
Walau begitu, Model Bohr tidak sempurna dan menghadapi banyak kritikan. Ini kemudian digantikan oleh model mekanika kuantum, atau spesifiknya model mekanika gelombang. Konsep model ini dikembangkan terutama oleh fisikawan Austria Erwin Schrödinger.
Mekanika Kuantum menjelaskan bahwa elektron bukanlah partikel yang bergerak dalam orbit tertentu, tetapi sebagai suatu distribusi probabilitas atau awan probabilitas. Ini berarti, posisi akurat elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti, tetapi hanya dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Oleh karena itu, kita dapat menganggap bahwa “kulit-kulit” atom bukanlah posisi pasti elektron – melainkan tempat di mana kita memiliki kemungkinan tertinggi untuk menemukan elektron tersebut.
Referensi
- Niels Bohr. (1913). “On the Constitution of Atoms and Molecules”. Philosophical Magazine.
- Erwin Schrödinger. (1926). “Quantisierung als Eigenwertproblem”. Annalen der Physik.