Aru Palaka merupakan sebuah nama yang terkenal dalam sejarah Indonesia, terutama di Sulawesi Selatan. Ada banyak pandangan yang beredar tentang Aru Palaka, baik dari kalangan peneliti sejarah, masyarakat umum, ataupun kalangan akademisi. Namun, satu pandangan yang menarik adalah bahwa Aru Palaka bukanlah pengkhianat, tapi justru merupakan seorang pejuang dari Bone.
Pandangan ini memiliki basis yang kuat dan dapat diterima. Maka dari itu kita perlu mengevaluasi dan melihat sejauh mana pandangan ini bisa dibenarkan dari berbagai aspek.
Aru Palaka dalam Sejarah
Aru Palaka adalah putra kedua dari Sultan Bone ke-32, La Mappatunru. Dia terkenal karena perlawanannya terhadap kekuasaan Belanda di tanah Bone sejak tahun 1905. Ada pandangan yang menyebut Aru Palaka sebagai pengkhianat karena saat itu dia dianggap memiliki hubungan dengan Belanda dan pengkhianat bagi kerajaan propio. Namun apa benar demikian?
Aru Palaka: Pengkhianat atau Pejuang?
Penilaiannya sebagai pengkhianat muncul karena Aru Palaka merasa terintimidasi oleh kekuatan militernya dan pada akhirnya bekerja sama dengan mereka bukan untuk menghancurkan kerajaan Bone, tetapi agar bisa mendapatkan kembali posisinya yang telah diambil alih oleh kakaknya, La Maddukkelleng.
Namun, tidak adil hanya melihat Aru Palaka dari satu sisi sebagai pengkhianat. Ia juga seorang patriot dan pejuang yang mempertahankan kerajaan dan rakyatnya. Dia berjuang untuk melindungi kerajaanya dan berperang melawan kekuatan Belanda yang mencoba menjajah tanah airnya.
Pada awalnya, Aru Palaka mungkin saja bekerja sama dengan Belanda, tetapi dia kemudian memanfaatkan situasi itu untuk melawan dan mengusir kekuatan kolonial tersebut. Hal ini menjadikan Aru Palaka seorang pejuang dan bukan pengkhianat.
Kesimpulan
Pandangan bahwa Aru Palaka adalah pejuang dari Bone yang berjuang melawan penjajahan Belanda memiliki basis historis dan logis. Meski dia pernah bekerja sama dengan Belanda, tujuannya adalah untuk memulihkan kekuasaannya dan melawan penjajah. Oleh karena itu, penilaian dia sebagai pengkhianat mungkin terlalu keras dan tidak mencerminkan gambaran sebenarnya.
Adalah penting untuk secara kritis merefleksikan sejarah dan melihat figur seperti Aru Palaka dalam konteks yang lebih luas, melihat berbagai aspek sejarah dalam berbagai perspektif. Dan dalam hal ini, Aru Palaka perlu dihargai sebagai seorang pejuang yang berjuang untuk tanah airnya, Bone.