Menurut M. Abid al-Jabiri, seorang guru dan filsuf Arab yang terkemuka, ada tiga peradaban atau bangsa di sejarah yang paling kuat dalam tradisi berpikir logis. Mereka adalah peradaban Yunani Kuno, Arab-Islam, dan Barat Modern. Dalam pemikiran al-Jabiri, yang terkenal dengan konsep “manhaj al-fikr” (metodologi berpikir), kedua peradaban ini melakukan perjalanan intelektual yang sangat berbeda dan mereka mengembangkan cara berpikir logis mereka sendiri yang berdampak signifikan pada perkembangan pengetahuan manusia.
Peradaban Yunani Kuno
Peradaban Yunani Kuno dianggap sebagai titik awal dalam sejarah berpikir logis. Pemikiran Yunani Kuno sering dihubungkan dengan lahirnya filsafat sebagai sebuah disiplin. Para filsuf seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles membentuk fondasi berpikir logis dengan menyediakan metode rasional untuk menganalisis dan memahami dunia. Mereka menekankan pentingnya logika dalam memahami dunia dan kehidupan, yang menjadi dasar bagi banyak sistem pengetahuan yang ada di dunia hingga saat ini.
Peradaban Arab-Islam
Selanjutnya adalah peradaban Arab-Islam, di mana logika sangat berpengaruh dalam membentuk pemikiran filosofis Arab dan Islam. Pada abad pertengahan, teks-teks Yunani Kuno diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, yang memicu revitalisasi kajian logika dalam tradisi Arab-Islam. Para pemikir Muslim seperti Ibn Sina dan Al-Farabi, memainkan peran penting dalam memelihara dan memperluas tradisi berpikir logis ini. Al-Jabiri berpendapat bahwa pemikiran logis di peradaban Arab-Islam mencakup yang bersifat metafisika dan ilmiah, serta moral dan etis.
Peradaban Barat Modern
Renaissance atau Kemunculan Barat Modern membawa perkembangan baru dalam tradisi berpikir logis. Penekanan pada rasionalitas dan ilmu pengetahuan memicu perkembangan penggunaan logika di salah satu peradaban termuda dalam sejarah, yakni peradaban Barat. Pemikiran logis di Barat Modern sangat dipengaruhi oleh pemikiran Yunani Kuno, tapi mereka menciptakan pendekatan baru yang membedakan mereka. Pemikir seperti René Descartes dan Isaac Newton membangun berpikir logis dengan penggunaan metode saintifik yang secara signifikan membentuk cara berpikir Barat Modern.
Peradaban-peradaban ini mencerminkan bagaimana logika telah menjadi alat penting dalam pemahaman dan eksplorasi dunia. Meskipun setiap peradaban memiliki pendekatan dan metodologi logis mereka sendiri, yang mencerminkan budaya dan sejarah mereka, peran penggunaan logika dalam memajukan pengetahuan tidak dapat disangkal.