Integrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai elemen bangsa yang secara heterogen memiliki kepentingan dan tujuan yang beragam menjadi satu kesatuan yang harmonis dengan tujuan yang sama. Hal tersebut diterapkan untuk menciptakan rasa persatuan dan kesatuan di antara warga bangsa, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Namun, pada masa awal kemerdekaan Indonesia, integrasi nasional ini belum sepenuhnya terwujud.
Demokrasi Liberal
Fase demokrasi liberal di Indonesia berlangsung dari tahun 1950 sampai 1959. Dalam periode ini, negara memberikan kebebasan ekspresi dan kegiatan politik yang luas. Namun, ini juga menjadi salah satu bukti belum terwujudnya integrasi nasional.
Pada masa ini, banyaknya partai politik yang muncul membuat persaingan politik menjadi begitu tajam. Parpol-parpol tersebut memiliki latar belakang SARA yang berbeda-beda, sehingga munculnya perpecahan dan pertentangan antar golongan. Situasi ini justru menjauhkan Indonesia dari integrasi nasional yang diharapkan. Beberapa peristiwa seperti pemberontakan Andi Aziz di Sulawesi dan PRRI/Permesta yang merupakan ekspresi dari ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah pusat menambah bukti bahwa integrasi nasional belum tercapai sempurna pada masa ini.
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah periode yang berlangsung dari tahun 1959 sampai 1965. Presiden Soekarno mengusung konsep ini dengan tujuan untuk memperkuat integrasi nasional dan mewujudkan tujuan nasional.
Namun, sistem ini justru malah menimbulkan keresahan dan kesenjangan sosial yang mendalam. Restrukturisasi politik yang dilakukan tanpa melibatkan input dari rakyat menyebabkan integrasi nasional tidak terwujud secara optimal. Penekanan aspek politik dan kekuasaan oleh Soekarno melalui demokrasi terpimpin ini tidak memberikan ruang bagi perbedaan pendapat dan partisipasi politik yang sehat yang merupakan fondasi penting bagi terwujudnya integrasi nasional.
Kesimpulannya, baik pada masa demokrasi liberal maupun demokrasi terpimpin, belum terwujudnya integrasi nasional di Indonesia tampak dari perpecahan dan konflik sosial yang terjadi. Masing-masing periode memiliki tantangan dan masalahnya sendiri yang menghambat proses integrasi nasional. Hal ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional di masa yang akan datang.