Budaya

Kebudayaan yang Dianut Masyarakat dapat Menjadi Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial, Mengapa Demikian?

×

Kebudayaan yang Dianut Masyarakat dapat Menjadi Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial, Mengapa Demikian?

Sebarkan artikel ini

Ketimpangan sosial merujuk pada ketidaksamaan dalam memperoleh akses terhadap sumber daya dan kesempatan antara individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Faktor-faktor yang menyebabkan ketimpangan sosial sangat beragam, mulai dari kesenjangan ekonomi hingga sistem pendidikan. Salah satu faktor yang sering kali diabaikan tetapi memiliki peran penting dalam menciptakan ketimpangan sosial adalah ‘kebudayaan’. Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat berpotensi menjadi penyebab ketimpangan jika kebudayaan tersebut mengandung nilai-nilai atau norma yang mendiskriminasi sebagian anggota masyarakat.

Kebudayaan Sebagai Medium Penyampaian Nilai

Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang dibuat dan diwariskan dari generasi ke generasi oleh suatu masyarakat. Kebudayaan mencakup bahasa, norma-norma, cara pandang, dan tata cara berbuat yang diterima oleh sekelompok orang dalam mencapai tujuannya. Kebudayaan adalah medium di mana nilai-nilai dan norma masyarakat disampaikan. Apabila ada nilai-nilai atau norma yang mendiskriminasi sebagian anggota masyarakat, maka kebudayaan tersebut bisa menjadi penyebab adanya ketimpangan sosial.

Norma dan Nilai dalam Kebudayaan

Nilai dan norma dalam kebudayaan masyarakat sangat berpengaruh terhadap bentuk interaksi sosial, termasuk dalam hal penyebaran kesempatan dan sumber daya. Misalnya, dalam suatu masyarakat yang patriarki, laki-laki dianggap sebagai pemimpin dan pencari nafkah sehingga mereka memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan dan pekerjaan. Sementara perempuan lebih diarahkan pada pekerjaan domestik dan peran sebagai ibu atau istri. Hal ini dapat menyebabkan ketimpangan gender dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan.

Kebijakan dan Struktur Sosial Berbasis Kebudayaan

Kebudayaan juga bisa mempengaruhi kebijakan dan struktur sosial. Dalam beberapa kasus, kebijakan dan struktur sosial dapat mengekalkan norma dan nilai dalam kebudayaan yang menciptakan ketimpangan sosial. Contohnya, dalam beberapa masyarakat adat di Indonesia, sistem warisan masih berbasis adat yang mengharuskan anak laki-laki mewarisi tanah, sementara perempuan tidak memiliki hak yang sama. Hal ini menciptakan ketimpangan dalam kepemilikan aset yang menjadi salah satu faktor ketimpangan sosial.

Penutup

Sementara kebudayaan adalah bagian integral dari masyarakat, namun harus ada pemahaman bahwa norma dan nilai dalam kebudayaan bukanlah sesuatu yang tidak berubah dan statis. Sebagai bagian dari proses dinamis, masyarakat memiliki hak untuk merubah dan menyesuaikan nilai dan norma dalam kebudayaannya sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. Mengkritisi dan mereformasi nilai dan norma dalam kebudayaan bisa menjadi langkah penyelesaian dalam upaya penyelesaian ketimpangan sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *