Masyarakat praaksara mengacu pada periode sejarah sebelum penemuan tulisan dan inklusi pertama kali informasi tulisan yang dapat dibaca. Meski begitu, bukti-bukti yang ditemukan para arkeolog menunjukkan bahwa masyarakat praaksara telah mengenal, dan bahkan mempraktikkan, beberapa sistem kepercayaan. Dewasa ini, manusia modern menemukan bukti-bukti ini dalam bentuk artefak, gambar dan struktur megalitik, serta penguburan ritual.
1. Artefak Keagamaan
Artefak berupa patung dan amulet yang ditemukan di berbagai situs arkeologi seluruh dunia menjadi bukti kuat bahwa masyarakat praaksara memiliki sistem kepercayaan. Misalnya, patung Venus dari Willendorf yang berusia sekitar 28.000 tahun dan berbentuk seorang wanita dengan lekukan tubuh yang diperbesar. Patung ini diyakini sebagai simbol kesuburan dan mungkin digunakan dalam ritus atau upacara keagamaan.
2. Lukisan Gua
Lukisan gua praaksara juga sering menunjukkan adegan-adegan yang berkaitan dengan sistem kepercayaan. Misalnya, gambar binatang maupun manusia dengan kostum dan perlengkapan tertentu di Gua Lascaux di Prancis dan Gua Altamira di Spanyol. Penyajian adegan-adegan ini menunjukkan bukti awal tentang animisme, konsep yang menganggap alam semesta dan segala isinya memiliki jiwa atau semangat.
3. Struktur Megalitik
Struktur megalitik seperti Stonehenge di Inggris juga menjadi bukti bahwa masyarakat praaksara mempraktikkan sistem kepercayaan tertentu. Meski tujuan pasti pembangunan struktur ini masih diperdebatkan, banyak teori yang mengatakan Stonehenge digunakan untuk upacara keagamaan atau sebagai observatorium astronomis, yang menunjukkan adanya kepercayaan terhadap kosmologi.
4. Penguburan Ritual
Penguburan makhluk hidup, sering kali dengan barang-barang tertentu, juga menunjukkan adanya sistem kepercayaan. Misalnya, penguburan Neanderthal di Shanidar, Iraq, di mana seseorang dimakamkan dengan sejumlah bunga. Hal ini menunjukkan keyakinan adanya kehidupan setelah mati atau upaya untuk menyenangkan roh orang mati.
Dari bukti-bukti tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa masyarakat praaksara, meski tidak memiliki sistem tulisan, telah mempraktikkan berbagai bentuk sistem kepercayaan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dan spiritualitas merupakan bagian integral dari kondisi manusia, tidak terpengaruh oleh tingkat kemajuan teknologi atau pengetahuan mereka.