Sekolah

Pendengaran Para Penyelam Tradisional Saat Menyelam Banyak Yang Terganggu Karena Adanya Pengaruh ….

×

Pendengaran Para Penyelam Tradisional Saat Menyelam Banyak Yang Terganggu Karena Adanya Pengaruh ….

Sebarkan artikel ini

Pendengaran merupakan salah satu indera vital yang digunakan oleh penyelam tradisional atau ‘ama’ dalam melakukan pekerjaan mereka. Mereka bergantung pada kemampuan mendengar mereka untuk berorientasi, berkomunikasi, dan bahkan mendeteksi bahaya yang mungkin terjadi di bawah air. Namun, secara bertahap, banyak dari mereka yang mengalami masalah pendengaran, yang diduga akibat berbagai faktor pengaruh dalam lingkungan penyelaman mereka.

Faktor-faktor Pengaruh

1. Tekanan air

Tingginya tekanan air dapat menyebabkan trauma barotrauma pada telinga, yang bisa mengganggu keseimbangan dan pendengaran. Tekanan yang berubah-ubah saat naik dan turun dapat menyebabkan rasa sakit dan kerusakan pada telinga bagian dalam dan bisa menghasilkan kehilangan pendengaran permanen jika tidak ditangani dengan benar.

2. Kebisingan Bawah Air

Tingkat kebisingan bawah air yang semakin meningkat, terutama akibat aktivitas manusia seperti lalu lintas kapal dan konstruksi bawah air, dapat menjadi faktor pengganggu pendengaran. Kebisingan ini dapat mempengaruhi pendengaran para penyelam tradisional dan berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

3. Air Dingin

Temperatur air yang dingin juga dapat mempengaruhi fungsi telinga. Air yang dingin dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran telinga, yang bisa mengganggu pendengaran dan keseimbangan.

Dampak akibat Gangguan Pendengaran

Menyelam dengan gangguan pendengaran bisa berisiko tinggi. Mereka bisa kehilangan orientasi dan keseimbangan mereka di bawah air, meningkatkan risiko kecelakaan penyelaman. Selain itu, gangguan pendengaran juga bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari penyelam, mulai dari komunikasi interpersonal hingga kualitas hidup.

Bagi banyak penyelam tradisional, selam adalah mata pencaharian mereka. Mengingat potensi dampak negatif dari gangguan pendengaran ini, upaya pencegahan dan perawatan harus menjadi prioritas. Penyelam harus mendapat edukasi tentang risiko gangguan pendengaran akibat faktor-faktor pengaruh tersebut dan juga pelatihan tentang bagaimana melindungi pendengaran mereka saat menyelam.

Aktivitas lalu lintas kapal harus diatur sedemikian rupa untuk meminimalkan kebisingan bawah air, serta perlu pembentukan zona bebas kebisingan di lokasi penyelaman yang populer. Selain itu, pembangkit listrik tenaga air dan angin harus dipertimbangkan sebagai alternatif untuk meminimalkan kebisingan yang dihasilkan oleh aktivitas pengeboran dan konstruksi offshore.

Dengan demikian, suatu pendekatan secara menyeluruh dan terkoordinasi antara penyelam, otoritas setempat, dan masyarakat umum dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang aman dan berkelanjutan bagi para penyelam tradisional dan pelestarian tradisi mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *