Sejarah Republik Indonesia mencatat, pada hari-hari terakhir masa jabatannya, Presiden Soeharto mengadakan serangkaian pertemuan penting. Pada titik kritis nasional ini, beberapa tokoh masyarakat diundang untuk berdiskusi secara langsung dengan presiden.
Diterangkan bahwa tujuan dari pertemuan-pertemuan ini adalah sebagai berikut:
Konsultasi Dalam Situasi Krisis
Kondisi Indonesia saat itu berada dalam guncangan sosial, ekonomi, dan politik. Dalam suasana seperti ini, Presiden Soeharto memandang penting untuk berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dalam upaya merencanakan navigasi negara keluar dari krisis. Tokoh-tokoh tersebut termasuk pemimpin-pemimpin politik, pengusaha, akademisi, dan aktivis hak asasi manusia.
Mencari Dukungan dan Solusi
Pertemuan ini juga menjadi ruang dimana Presiden Soeharto mencari dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat tersebut. Dalam situasi krisis, dukungan dari berbagai sektor sangat dibutuhkan untuk mengatasi tekanan dan merencanakan pemulihan. Selain itu, ini juga menjadi ruang dialog untuk mencari solusi bersama atas tantangan yang dihadapi.
Menjaga Stabilitas dan Kesinambungan
Di tengah desakan untuk mundur, Presiden Soeharto memahami bahwa transisi kekuasaan harus dilakukan secara damai dan teratur untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan negara. Melalui pertemuan-pertemuan ini, dia mencari jaminan bahwa proses transisi akan berjalan secara lancar dan negara akan terus beroperasi dengan efektif.
Penyampaian Rencana Pengunduran Diri
Sesuai dengan berbagai sumber sejarah, pertemuan-pertemuan ini juga digunakan oleh Presiden Soeharto untuk menyampaikan niatnya untuk mengundurkan diri. Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa pengumuman resminya nanti akan diterima secara baik oleh publik dan tidak menimbulkan kekacauan lebih lanjut.
Seluruh pertemuan tersebut diharapkan bisa membuka jalan keluar dari krisis multi-dimensi yang sedang melanda Indonesia. Meskipun proses politik setelahnya merupakan bagian lain dari sejarah Indonesia, pertemuan-pertemuan penting tersebut menjadi titik balik dalam perubahan politik Indonesia.