Diskusi

Tuliskan Masing-Masing Contoh dari Gejala Sosial yang Bersifat Tidak Universal dan Kurang Objektif

×

Tuliskan Masing-Masing Contoh dari Gejala Sosial yang Bersifat Tidak Universal dan Kurang Objektif

Sebarkan artikel ini

Permasalahan sosial merupakan fenomena yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat. Fenomena ini bervariasi dalam setiap konteks sosial dan budaya. Adapun, gejala sosial yang tidak universal dan kurang objektif sering muncul dalam ruang lingkup tertentu saja dan bisa sangat subjektif, tergantung pada interpretasi individu atau kelompok.

Gejala Sosial Tidak Universal

Gejala sosial yang tidak universal adalah hal-hal yang tidak dialami oleh semua masyarakat di dunia, cukup khusus dalam suatu kelompok atau budaya tertentu. Misalnya:

  1. Pola Makan Spesifik: Masyarakat di berbagai belahan dunia memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Misal, budaya masyarakat Jepang yang mengonsumsi ikan mentah sebagai sushi, mungkin tidak ditemukan di masyarakat lain.
  2. Tabu dan Norma: Setiap budaya memiliki tabu dan norma mereka sendiri. Misalnya, di beberapa masyarakat, perempuan tidak diizinkan untuk makan bersama pria. Sedangkan di masyarakat lain, hal tersebut adalah hal yang umum.
  3. Sistem Pendidikan: Juga merupakan contoh lain dari gejala sosial yang tidak universal. Di beberapa negara, pendidikan formal dianggap penting dan menjadi faktor utama keberhasilan di masa depan. Namun, di beberapa masyarakat tradisional lainnya, pengetahuan umum dan keterampilan praktis lebih dihargai.

Gejala Sosial Kurang Objektif

Gejala sosial kurang objektif adalah hal-hal yang interpretasinya bergantung pada individu atau kelompok tertentu. Misalnya:

  1. Persepsi terhadap Pakaian: Di sejumlah budaya, penggunaan pakaian tertentu bisa memancing berbagai reaksi. Misalnya, di beberapa masyarakat, penggunaan hijab oleh perempuan dianggap tanda penindasan, namun bagi banyak perempuan Muslim, ini adalah simbol pilihan pribadi dan kebebasan agama.
  2. Definisi Keberhasilan: Untuk sebagian orang, sukses dapat diartikan sebagai memiliki banyak harta dan tingkat pendidikan tinggi. Namun, bagi orang lain, sukses bisa berarti memiliki hubungan yang bahagia dengan keluarga, atau bahkan hidup dengan inner peace dan keseimbangan.
  3. Nilai-nilai Moral: Nilai moral dapat berbeda-beda bagi setiap individu atau masyarakat. Misalnya, apa yang dianggap moral atau tidak oleh suatu kelompok masyarakat bisa jadi berbeda dengan kelompok lainnya.

Dalam pengamatan sosial, penting untuk tidak memaksakan pandangan kita sendiri terhadap norma atau gejala sosial tertentu pada orang lain. Selalu ada ruang untuk pemahaman dan interpretasi yang berbeda, dan itulah yang membuat studi sosial menjadi sangat menarik dan beragam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *