Seni rupa terapan adalah seni yang diterapkan ke dalam objek-objek sehari-hari yang memiliki fungsi praktis. Seni rupa terapan menggabungkan elemen-elemen estetika dengan fungsi sehari-hari. Dalam membuat karya seni rupa terapan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, tetapi beberapa lainnya tidak selalu wajib. Berikut ini adalah penjelasannya.
Fungsi
Syarat pertama yang tidak bisa ditawar dalam seni rupa terapan adalah adanya fungsi praktis. Sebuah karya seni rupa terapan bukan hanya harus indah, tetapi juga harus bisa digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya, sebuah keramik bisa digunakan sebagai tempat minum, atau sebuah batik bisa digunakan sebagai pakaian.
Estetika
Walau harus memiliki fungsi praktis, karya seni rupa terapan hendaknya tetap menunjukkan nilai estetika. Dalam hal ini, seni rupa terapan tidak berbeda dengan seni rupa murni. Kedua-duanya harus memiliki penampilan yang menarik dan bisa membangkitkan rasa kagum.
Materi Bahan
Dalam seni rupa terapan, pemilihan bahan juga menjadi hal penting. Bahan yang digunakan harus mampu mendukung fungsi dari karya tersebut dan juga harus bisa menunjukkan nilai estetika. Misalnya, dalam membuat keramik, pilihan bahan yang umum adalah tanah liat karena mudah dibentuk dan memiliki tekstur yang indah setelah diolah.
Teknik Pembuatan
Teknik pembuatan juga menjadi syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan seni rupa terapan. Teknik yang digunakan harus mampu mendukung fungsi dan estetika karya tersebut.
Dalam konteks ini, ada beberapa teknik tertentu yang biasanya digunakan dalam seni rupa terapan, seperti sulam, lukis, cetak, dan lainnya.
Aspek Unik dan Kreatif (Tidak Wajib)
Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa karya seni rupa terapan harus unik dan kreatif. Walau berkarya dengan keunikan dan kreatifitas memang bisa menambah nilai tambah, tetapi tidak selalu menjadi syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan karya seni rupa terapan. Terkadang, aspek tradisi dan kebudayaan bisa menjadi lebih dominan dibandingkan kreatifitas dan keunikan.
Misalnya, dalam pembuatan batik, aspek tradisi dan kebudayaan sangatlah penting. Batik dengan motif klasik yang mengacu pada tradisi lama bisa jadi lebih populer dibandingkan batik dengan desain baru yang unik dan kreatif.
Dengan demikian, keunikan dan kreativitas tidak selalu menjadi syarat dalam pembuatan karya seni rupa terapan. Hal ini tergantung pada konteks dan tujuan karya tersebut.