Dalam dunia bisnis dan akuntansi, tindakan membeli peralatan secara kredit seringkali dilakukan. Ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan tanpa harus mengeluarkan uang tunai segera. Tapi, bagaimana cara mencatat transaksi ini secara akurat? Mari kita analisis lebih lanjut.
Pengertian Transaksi Kredit
Transaksi kredit adalah jenis transaksi dimana pembayaran untuk barang atau jasa ditunda sampai waktu tertentu di masa depan. Dalam konteks ini, perusahaan membeli peralatan dan berjanji untuk membayarnya di kemudian hari.
Prinsip Dasar dalam Mencatat Transaksi
Dalam mencatat transaksi, ada dua prinsip dasar yang harus diikuti, yaitu prinsip pengakuan pendapatan dan prinsip pengakuan biaya. Prinsip pengakuan pendapatan mengharuskan pendapatan diakui pada periode ketika transaksi penjualan dilakukan, sementara prinsip pengakuan biaya mengharuskan biaya diakui pada periode ketika biaya tersebut dikeluarkan atau dipakai.
Mencatat Transaksi Pembelian Peralatan Secara Kredit
Untuk mencatat pembelian peralatan secara kredit, ada dua hal yang perlu dicatat, yaitu pengakuan aset (peralatan) dan pengakuan kewajiban (utang).
Berikut adalah cara mencatatnya:
- Pengakuan Aset: Aset (peralatan) diakui dengan menambah nilai aset tetap di neraca dengan nilai peralatan yang dibeli.
Contoh pencatatan:
Debit: Aset Tetap (Peralatan) XXX
- Pengakuan Utang: Utang diakui dengan menambah kewajiban (utang usaha) di neraca dengan nilai peralatan yang dibeli.
Contoh pencatatan:
Kredit: Utang Usaha XXX
Contoh pencatatan lengkapnya:
Debit: Aset Tetap (Peralatan) XXXKredit: Utang Usaha XXX
Di mana XXX adalah nilai dari peralatan yang dibeli.
Ingatlah bahwa dalam mencatat transaksi, penting untuk selalu menjaga keseimbangan antara aset dan kewajiban plus ekuitas dalam neraca. Dengan demikian, pembelian peralatan secara kredit tidak akan mengganggu keseimbangan ini karena nilai aset dan nilai kewajiban akan bertambah sama besar.