Ketergantungan pada sumber energi fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam semakin menyusut seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Akan tetapi, tidak semua jenis pembangkit listrik merujuk pada sumber energi terbarukan. Berikut merupakan beberapa bentuk pembangkit listrik yang tidak memanfaatkan energi terbarukan:
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkitan listrik dengan pemanfaatan batu bara atau minyak berat sebagai bahan bakarnya masuk dalam jenis ini. PLTU menggunakan uap air yang dihasilkan oleh panas pembakaran batu bara. Pembakaran batu bara ini menciptakan polusi dan kontribusi terhadap emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab utama perubahan iklim.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG And PLTGU)
PLTG mengandalkan gas alam sebagai sumber utamanya. Walaupun PLTG memiliki emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan batu bara, tetapi gas alam merupakan sumber energi tak terbarukan. Sedangkan, PLTGU adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan gas dan uap sebagai cicilan energi primer.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Ini adalah bentuk lain dari pembangkit listrik yang tidak memanfaatkan sumber energi terbarukan. Meski memiliki potensi energi yang sangat besar, PLTN memiliki risiko dan dampak lingkungan jangka panjang yang serius, termasuk produksi limbah radioaktif dan potensi bencana nuklir.
Sebagai kesimpulan, terdapat berbagai bentuk pembangkit listrik yang tidak memanfaatkan energi terbarukan. Ini sebagian karena prioritas dan ketergantungan pada bahan bakar fosil dalam industri listrik tradisional. Saat ini, dengan pengetahuan dan teknologi baru, kita mampu beralih dari sumber energi yang tidak ramah lingkungan dan tidak terbarukan ke energi yang bersumber dari alam dan dapat diperbaharui seperti matahari, angin, air, dan panas bumi. Tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan sumber energi ini ke dalam jaringan listrik kita dan menjadikannya pilihan utama dari sumber energi yang tidak terbarukan.