Legenda Gajah Mada dan Sumpah Palapanya merupakan bagian penting dalam sejarah Nusantara. Kekuasaan Majapahit mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan Gajah Mada, salah satu Mahapatih yang paling dihargai di periode tersebut. Pada saat penobatannya sebagai Mahapatih, Gajah Mada diketahui mengucapkan Sumpah Palapa, sebuah janji balas dendam yang tidak hanya menunjukkan keberanian dan komitmennya, tetapi secara signifikan mencerminkan ambisi politik untuk mengukuhkan dominasi Majapahit.
Konteks Sejarah
Gajah Mada naik ke panggung sebagai penasihat muda dalam kerajaan dan naik pangkat melalui barisan kedatuan. Kepemimpinannya menjadi terkenal saat ia berhasil membebaskan Jayakatwang, raja Kediri, yang diculik oleh pasukan Mongol. Keberhasilan ini memantapkan posisinya, dan pada tahun 1331, ia ditunjuk menjadi patih atau perdana menteri, oleh Tribhuwana Tunggadewi, penguasa Majapahit saat itu.
Sumpah Palapa: Janji Balas Dendam
Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada saat penobatannya berbunyi:
“Sumpah Palapa, saya Gajah Mada, dalam hal ini tidak akan merasakan rasa lezat apa pun; (seolah-olah) saya tidak akan pernah merasakan lezatnya sirih; (seolah-olah) saya tidak akan pernah merasakan lezatnya rempah-rempah, sampai saya berhasil mempersatukan Nusantara.”
Konteks sumpah ini adalah janji balas dendam terhadap lawan-lawan politiknya dan pada saat yang sama juga demonstrasi ambisinya untuk mengawasi penggabungan wilayah-wilayah di Nusantara dalam banner Majapahit.
Implikasi Sumpah Palapa
Pernyataan ini menjadi simbol tekad dan ambisi Gajah Mada. Mencerminkan tugasnya tidak hanya sebagai seorang pemimpin militer, tetapi juga sebagai seorang negarawan dengan visi politik yang jelas. Tekad dan ambisi ini membantu membentuk masa depan Majapahit, dengan Sumpah Palapa sering diasosiasikan dengan ekspansi teritorial kerajaan ini.
Kesimpulan
Sepanjang masa jabatannya, Gajah Mada menggunakan tekad dan ambisinya, seperti yang ditegaskan dalam Sumpah Palapa, untuk memperluas dan mempertahankan kekuasaan Majapahit. Implikasinya yang lebih luas mencakup persatuan berbagai kerajaan dan suku di Nusantara, dan memantapkan Majapahit sebagai kekuatan regional yang dominan dalam sejarah Nusantara. Ini menunjukkan bahwa Sumpah Palapa adalah simbol tidak hanya dari ambisi pribadi Gajah Mada, tetapi juga dari aspirasi kolektif kerajaan Majapahit.