Pembuatan benda logam merupakan sebuah proses yang telah dilakukan selama berabad-abad. Ada berbagai teknik yang digunakan oleh pengrajin logam untuk menciptakan barang yang luar biasa, dua di antaranya adalah teknik bivalve dan teknik à cire perdue (yang juga dikenal sebagai teknik tuangan lilin hilang). Masing-masing teknik memiliki keunikannya sendiri, dan berikut ini adalah perbedaannya.
Teknik Bivalve
Berasal dari kata Latin “Bi” yang berarti dua, dan “valve” yang berarti kerang, teknik bivalve pada dasarnya adalah proses pembuatan cetakan dua bagian untuk menciptakan benda logam. Teknik ini sangat umum digunakan dalam industri logam.
Teknik bivalve melibatkan pembuatan model awal benda yang diinginkan, biasanya dari tanah liat, gips, atau plastik. Model ini kemudian ditempatkan di dalam bahan cetakan, seperti pasir atau gips, dan kedua sisi cetakan dipisahkan. Setelah itu, model awal dihapus, meninggalkan rongga dalam cetakan yang sama dengan model asli. Logam leleh kemudian dituangkan ke dalam rongga ini, dan setelah mendingin, menghasilkan produk akhir yang merupakan replika dari model asli.
Teknik à Cire Perdue
Terjemahan harfiah dari à cire perdue adalah “lilin yang hilang”, teknik ini juga dikenal sebagai investasi atau tuangan lilin hilang. Teknik ini adalah proses yang melibatkan penggunaan model lilin yang kemudian dilapisi dengan tanah liat atau bahan cetakan lainnya. Setelah bahan cetakan kering, ia kemudian memanaskan untuk melelehkan lilin, menjadikannya “hilang”, dan meninggalkan rongga di dalam cetakan yang siap untuk tuangan logam.
Keuntungan utama menggunakan teknik à cire perdue adalah kemampuannya untuk menciptakan detail halus dan desain yang kompleks, yang mungkin sulit atau tidak mungkin dicapai dengan teknik cetakan biasa.
Perbandingan
Teknik bivalve dan à cire perdue memiliki sejumlah perbedaan. Pertama, teknik ini menggunakan bahan yang berbeda untuk cetakan dan proses. Teknik bivalve biasanya menggunakan model tahan panas, sementara à cire perdue menggunakan model lilin yang dilelehkan dan dihilangkan.
Kedua, hasil akhir dari kedua teknik juga berbeda. Teknik bivalve biasanya digunakan untuk menciptakan produk yang lebih kasar dan massif, sedangkan à cire perdue bisa menciptakan detail yang halus dan rumit.
Akhirnya, à cire perdue mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan keterampilan untuk melakukan dibandingkan dengan teknik bivalve, membuatnya lebih mahal dalam beberapa kasus. Namun, hasil akhir biasanya lebih menarik dan unik, menjadikannya pilihan populer bagi pengrajin yang mencari detail yang lebih rumit dan produk yang benar-benar unik.
Secara keseluruhan, kedua teknik ini menawarkan pilihan yang berbeda bagi pengrajin dan industri, masing-masing dengan manfaat dan tantangan sendiri. Pemilihan antara satu atau lainnya akan sebagian besar tergantung pada jenis produk akhir yang diinginkan.