Wayang kulit merupakan salah satu karya budaya Indonesia yang mendunia dan masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak benda Dunia oleh UNESCO. Seiring perkembangan waktu, banyak teori dan spekulasi mengenai asal-usul wayang kulit. Salah satu teori populer menghubungkan wayang kulit dengan penyebaran agama Islam di Nusantara.
Menurut sejarah, di antara Wali Songo yang paling dituakan dan dikaitkan erat dengan perkembangan wayang kulit adalah Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said.
Sunan Kalijaga, Bapak Wayang Kulit
Sunan Kalijaga atau juga dikenal dengan nama lain, Raden Mas Said, merupakan satu dari sembilan penyebar agama Islam yang terkenal di tanah Jawa, yang sering disebut dengan Wali Songo. Beliau dikenal sebagai salah satu pionir dari pertunjukan wayang kulit yang kita kenal saat ini.
Sunan Kalijaga dikenal karena pendekatannya yang unik dalam menyebarkan Islam. Alih-alih menggunakan metode konvensional perang atau yang berbasis dominasi politik dan kekuasaan, Sunan Kalijaga menggunakan kebudayaan lokal sebagai sarana dakwahnya.
Beliau menggunakan media wayang kulit yang pada saat itu populer di kalangan masyarakat Jawa. Teknik ini kemudian menjadi efektif dalam menarik masyarakat lokal untuk mendengarkan pengajaran Islam dan memahami nilainya.
Tafsiran Wayang dalam Dakwah Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga merubah cara cerita wayang dikisahkan. Strategi Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam melalui wayang kulit yaitu dengan ‘meramu’ kisah-kisah Islam dengan cerita rakyat Jawa yang sudah ada. Karakter wayang kulit digubah sedemikian rupa sehingga mampu merepresentasikan ajaran-ajaran islami.
Legenda Sunan Kalijaga Sebagai Pencipta Wayang Kulit
Menurut sebuah legenda, Sunan Kalijaga membuat wayang pertama kali sebagai media dakwah setelah mendapat mimpi tentang rupa dan bingkai manusia. Dalam mimpi itu diperlihatkan manusia terbuat dari kulit dan ditopang oleh tulang layaknya dalang yang menggerakkan wayang.
Penutup
Wasana dari kontribusi seorang Sunan Kalijaga, wayang kulit tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga media dakwah dan sarana pendidikan moral bagi masyarakat. Cara unik ini lah yang menjadikan Sunan Kalijaga dikenal sebagai bapak atau pencipta wayang kulit. Meski demikian, adalah penting untuk diingat bahwa wayang kulit adalah hasil dari perkembangan panjang budaya lokal yang telah ada sebelumnya. Sunan Kalijaga hanya menambahkan unsur-unsur baru agar lebih sesuai dengan ajaran Islam.