Indische Partij (IP) adalah partai politik pertama di Indonesia yang berbasis pada nasionalisme. Party ini didirikan pada 25 Desember 1912 dan diajukan oleh tiga pendiri terkemuka yang dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. Tokoh ‘Tiga Serangkai’ tersebut adalah:
- Ernst Douwes Dekker
Salah satu pendiri Indische Partij, Ernst Douwes Dekker, juga sering dikenal dengan nama pena-nya, Multatuli. Dekker lahir di Belanda dan tiba di Hindia Belanda pada tahun 1839. Ia adalah seorang penulis dan politisi terkenal yang menentang kolonialisme Belanda dan memperjuangkan hak-hak pribumi Indonesia.
- Tjipto Mangoenkoesoemo
Tjipto Mangoenkoesoemo lahir dan dibesarkan di Jawa, Indonesia, dan memiliki latar belakang pendidikan kedokteran. Saat Mangoenkoesoemo bekerja di rumah sakit pemerintah, ia dengan cepat merasakan ketidakadilan yang dialami oleh orang Indonesia. Ia adalah orang yang melihat dan merasakan langsung ketimpangan yang terjadi antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda. Karena perjuangannya untuk memperbaiki hak serta kondisi masyarakat pribumi, Mangoenkoesoemo mendapatkan banyak pengikut dari kalangan pemuda Indonesia.
- Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara)
Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara adalah pendidik, aktivis, dan penulis terkenal. Ki Hajar dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan pendiri Taman Siswa, salah satu sistem pendidikan modern pertama di Indonesia. Ia adalah tokoh penting dalam sejarah pendidikan nasional, dan juga kontributor besar bagi Indische Partij.
Tiga serangkai ini bersama-sama mendirikan Indische Partij dengan harapan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Mereka meyakini bahwa bangsa Indonesia memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri dan mereka mendedikasikan hidup mereka untuk mewujudkan visi tersebut. Melalui karya dan pengaruh mereka, mereka berhasil mendorong pergerakan nasionalisme Indonesia dan mempengaruhi generasi pemimpin yang akan datang. Meski sempat dihadang berbagai rintangan dan tantangan, ketiganya memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia dan sampai saat ini, warisan mereka masih bertahan.