Rohana Kudus (1879-1972) adalah nama yang tidak asing di dunia jurnalistik Indonesia. Sebagai salah satu tokoh perempuan yang memprakarsai penerbitan surat kabar, jasanya sangat besar dalam membangun pergerakan pers nasional.
Awal Mula
Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, Rohana dibesarkan dalam lingkungan masyarakat Minangkabau yang matriarkal. Pengetahuan dan kesadaran awalnya tentang pentingnya peran wanita dalam masyarakat dan kehidupan publik mungkin berawal dari pengalaman ini.
Karir dalam Pers
Rohana Kudus memulai karirnya dalam pers pada tahun 1899, saat ia memulai surat kabar mingguan bernama “Soenting Melajoe”. Surat kabar ini diprakarsai oleh G.A. Tjokroaminoto dan RM Tirto Adhi Soerjo, kedua figure penting pergerakan nasional Indonesia. Bahkan, “Soenting Melajoe” adalah surat kabar pertama yang dihasilkan oleh penduduk asli Indonesia.
Namun, Rohana Kudus tidak berhenti di sini. Ia melangkah lebih jauh dengan memprakarsai penerbitan surat kabar sendiri, “Soenting Perak”. Surat kabar ini menjadi simbol pergerakan wanita dan perjuangan hak wanita.
“Soenting Perak” berfokus pada berbagai isu yang berkaitan dengan wanita, seperti pendidikan dan emansipasi wanita. Penerbitan surat kabar ini merupakan tonggak penting dalam sejarah pers wanita dan gerakan feminis di Indonesia.
Kontribusi & Warisan
Rohana Kudus dikenal sebagai sosok yang tangguh dan berani. Selain perannya dalam dunia pers, ia juga berperan penting dalam ranah pendidikan dan pergerakan wanita.
Ia mengikuti berbagai organisasi perempuan dan juga mendirikan beberapa sekolah bagi perempuan. Ini mencakup sekolah kerajinan tangan untuk perempuan, sekolah memasak, dan sekolah menjahit.
Melalui upayanya, Rohana Kudus berhasil mengubah paradigma masyarakat tentang peran wanita. Ia menunjukkan bahwa wanita juga memiliki kemampuan dan hak untuk berbicara dan berpartisipasi dalam kehidian publik dan politik.
Kesimpulan
Rohana Kudus adalah tokoh luar biasa yang membantu membangun fondasi pers dan pergerakan wanita di Indonesia. Melalui surat kabarnya, ia memberikan suara pada perempuan dan membantu merintis gerakan feminis di Indonesia. Warisannya adalah inspirasi bagi generasi baru jurnalis dan aktivis wanita di Indonesia.