Perkenalan
Dalam dunia fisika dan teknik, dua parameter yang digunakan untuk menggambarkan gerakan teratur dari objek seperti mesin adalah frekuensi dan periode. Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah putaran atau siklus yang dilakukan oleh suatu objek dalam satu satuan waktu, biasanya dalam sekon atau menit. Periode, di sisi lain, merefleksikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus atau putaran penuh.
Dalam konteks ini, kita akan membahas tentang sebuah mesin yang berputar dengan kecepatan 120 putaran per menit dan mencoba untuk menghitung periode dari mesin tersebut.
Menghitung Periode Mesin
Untuk menghitung periode mesin, kita perlu memahami hubungan antara frekuensi dan periode. Secara matematis, periode (T) adalah kebalikan atau invers dari frekuensi (f), yang dapat diekspresikan sebagai:
T = 1/f
Di sini, jika mesin berputar 120 putaran per menit, ini adalah frekuensinya. Namun, karena periode biasanya dihitung dalam satuan detik (s) dan bukan menit, kita perlu mengonversi frekuensi ini ke satuan per detik.
Frekuensi dalam satuan per detik (putaran per detik atau Hz) dapat dihitung dengan membagi jumlah putaran per menit oleh 60 (jumlah detik dalam satu menit). Dalam hal ini:
f = 120 putaran / 60 detik = 2 putaran per detik (atau 2 Hz)
Artinya, mesin melakukan dua putaran setiap detik. Menggunakan rumus periode yang disebutkan di atas, kita dapat menghitung periode sebagai berikut:
T = 1/f = 1/2 detik = 0.5 detik
Maka, periode dari mesin tersebut adalah 0.5 detik. Artinya, mesin tersebut memerlukan waktu 0.5 detik untuk menyelesaikan satu putaran penuh.
Kesimpulan
Mengukur periode dan frekuensi mesin adalah fundamental dalam menentukan performa dan efisiensi operasional mesin tersebut. Dalam kasus mesin yang berputar 120 putaran per menit, periode mesin tersebut dihitung menjadi 0.5 detik, yang bisa digunakan untuk menganalisis dan meningkatkan performa mesin lebih lanjut.