Budaya

Muhammad Imarah Berpendapat Dalam Demokrasi Manusia Berposisi Sebagai

×

Muhammad Imarah Berpendapat Dalam Demokrasi Manusia Berposisi Sebagai

Sebarkan artikel ini

Proses demokrasi dalam berbagai bentuk politik hingga sosial menjadi hal lumrah yang diterima kebanyakan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Ada beragam pandangan mengenai hakikat manusia dalam demokrasi dan bagaimana seharusnya posisi mereka. Tajuk kita kali ini adalah pendapat Muhammad Imarah, seorang tokoh pemikir Islam kontemporer mengenai posisi manusia dalam demokrasi.

Manusia Sebagai Pemegang Kedaulatan

Menurut Muhammad Imarah, posisi manusia dalam sistem demokrasi sangatlah sentral. Ia berpendapat bahwa manusia berposisi sebagai pemegang kedaulatan dalam demokrasi. Ini sesuai dengan hakikat demokrasi itu sendiri yang mengemukakan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Dengan kata lain, kedaulatan berada di tangan rakyat dan ini mencerminkan konsep demokrasi yang melihat rakyat sebagai subjek, bukan objek.

Manusia mempunyai hak dan kewajiban dalam menentukan jalannya sistem pemerintahan, memilih pemimpin, serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik. Mereka mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikiran mereka demi kepentingan umum dan keadilan.

Tanggung Jawab dan Hak Asasi Manusia

Selain kedaulatan, Imarah menekankan pada pentingnya pengakuan terhadap hak asasi manusia dalam demokrasi. Menurutnya, demokrasi yang tidak melindungi hak asasi manusia adalah demokrasi yang kosong. Manusia mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilindungi dan dihargai dalam sistem demokrasi.

Imarah juga menyatakan bahwa manusia dalam demokrasi memiliki tanggung jawab moral. Mereka harus menggunakan kebebasan mereka dengan bijak, dengan tidak melanggar hak dan kebebasan orang lain, serta berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Manusia dalam Perspektif Islam dan Demokrasi

Dari sudut pandang Islam, Imarah berpendapat bahwa posisi manusia adalah sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di muka bumi. Menurutnya, hakikat peran manusia dalam demokrasi tidak bertentangan dengan konsep Islam. Manusia sebagai wakil Allah di bumi, peran mereka dalam demokrasi adalah menjalankan keadilan, kesetaraan, serta menjaga keseimbangan dalam masyarakat.

Imarah berargumen bahwa prinsip-prinsip demokrasi, yaitu kebebasan, kesetaraan, dan kedaulatan rakyat, sudah ada dalam ajaran Islam jauh sebelum Barat mengenalnya. Oleh karena itu, demokrasi dapat berjalan sejalan dengan prinsip-prinsip Islam jika dijalankan dengan benar.

Namun, juga perlu ditekankan bahwa dalam sistem demokrasi, manusia harus tetap sejalan dengan ajaran-ajaran agama, khususnya Islam. Mereka harus selalu menjalankan nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan oleh agama, serta memastikan bahwa kebijakan dan tindakan mereka tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Menurut Muhammad Imarah, demokrasi dan Islam bukanlah dua konsep yang bertentangan, tetapi dapat dilakukan secara sejalan dan saling melengkapi jika dijalankan dengan cara yang benar. Manusia, dalam posisi mereka sebagai pemegang kedaulatan dalam demokrasi, harus memastikan bahwa mereka menjalankan tanggung jawab mereka dengan bijaksana, adil, dan sesuai dengan ajaran agama mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *