Aliran romantisme adalah gerakan seni yang berkembang pada abad 18 dan 19, berpusat di Eropa. Sebagai respons terhadap rasionalisme yang ditawarkan oleh Pencerahan Eropa, aliran romantisme mencari emosi dan imajinasi sebagai sumber pengetahuan dasar manusia. Karya-karya romantis biasanya menggambarkan perasaan personal dan dramatis serta pemandangan alam.
Meski begitu, ada beberapa aspek yang sering dikaitkan dengan aliran romantisme, tetapi sebenarnya bukan merupakan ciri-ciri utamanya. Berikut beberapa ciri yang sering keliru dikaitkan dengan aliran romantisme:
1. Lukisan yang Terlalu Realistis
Meski romantisme berfokus pada representasi emosi dan imajinasi, itu bukan berarti lukisan dengan aliran ini selalu realistis. Artis romantik sering kali memberikan interpretasi yang lebih subjektif dan ekspresif terhadap subjek mereka, daripada mencoba untuk merepresentasikannya secara akurat dan detail.
2. Kurangnya Sentimen dan Emosi
Salah satu ciri utama aliran romantisme adalah penekanan pada emosi dan perasaan. Lukisan yang dingin, logis, dan tanpa sentimen atau emosi berlebih tidak termasuk dalam kategori lukisan romantisme.
3. Fokus pada Tema-tema Kontemporer
Meski banyak artist romantik yang mencerminkan keadaan masyarakat dan zaman mereka, aliran romantisme cenderung bukan tentang realisme sosial. Lukisan romantik lebih fokus pada ekspresi emosional dan perasaan subjektif, dan sering kali menggunakan pengaturan sejarah atau mitologis.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak semua lukisan dengan ciri-ciri seperti realisme tinggi, kurangnya emosi, atau fokus pada tema-tema kontemporer dapat diklasifikasikan sebagai aliran romantisme. Sebaliknya, lukisan-lukisan ini mungkin lebih cocok untuk dicirikan sebagai bagian dari aliran seperti realisme atau naturalisme.