Ilmu

Menurut Ilmu Kedokteran, Bayi Boleh Dikhitan Setelah Berusia Berapa?

×

Menurut Ilmu Kedokteran, Bayi Boleh Dikhitan Setelah Berusia Berapa?

Sebarkan artikel ini

Bayi laki-laki sering kali dikhitan, prosedur medis ini sering kali dilakukan karena alasan kesehatan, kebersihan, atau agama. Pertanyaannya adalah, berapa usia yang paling tepat dan aman untuk melakukan khitan pada bayi? Menurut standar ilmu kedokteran modern, ada beberapa faktor dan kebijakan yang perlu dipertimbangkan.

Umur Ideal Satu Tahun Lebih

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), khitan paling baik dilakukan pada bayi yang baru berusia beberapa hari hingga beberapa minggu. Namun banyak yang berargumen bahwa prosedur ini sebaiknya ditunda hingga bayi berusia setidaknya satu tahun.

Pada usia satu tahun, sistem imun dan sistem saraf bayi telah berkembang lebih sempurna, dan mereka lebih mampu menangani prosedur dan pemulihan yang mungkin mengikuti khitan. Selain itu, anestesi lokal yang digunakan selama prosedur cenderung lebih aman pada anak-anak yang lebih tua dan bisa mengurangi ketidaknyamanan.

Faktor Risiko dan Manfaat

Sebelum memutuskan kapan melakukan khitan pada bayi, penting juga untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko prosedur. Beberapa manfaat khitan menurut AAP adalah penurunan risiko infeksi saluran kemih, perlindungan terhadap beberapa penyakit menular seksual, dan penurunan risiko kanker penis. Namun, prosedur ini juga dapat menimbulkan risiko komplikasi, seperti perdarahan, infeksi, dan iritasi.

Keputusan Orangtua

Meski ada usia yang dianjurkan untuk khitan, keputusan akhir tetap berada di tangan orangtua. Ada orangtua yang memilih untuk melakukannya segera setelah kelahiran, sementara yang lain memilih untuk menunggu sampai anak mereka berusia cukup tua untuk memahami prosedurnya. Dalam setiap keputusan, sangat penting untuk mempertimbangkan perasaan, kepercayaan, dan kesejahteraan anak.

Kesimpulan

Menurut ilmu kedokteran, bayi umumnya boleh dikhitan setelah berusia beberapa minggu hingga satu tahun. Tetapi, ini bukan aturan yang absolut. Faktor medis, individual, dan budaya dapat mempengaruhi keputusan ini. Jika Anda mempertimbangkan khitan untuk bayi Anda, diskusikanlah dengan dokter atau perawat kesehatan anak yang memahami kebutuhan unik anak Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *