Pada era Orde Baru, dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, perubahan politik yang signifikan terjadi di Indonesia. Salah satu perubahan penting adalah proses penyederhanaan partai politik, dari sejumlah partai menjadi hanya dua partai dengan tujuan untuk meminimalisir konflik politik dan menciptakan stabilitas. Pada tahun 1973, terjadi penyederhanaan partai menjadi tiga yaitu Golkar, Partai Demokrat Indonesia (PDI), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, berpacu dengan pertanyaan yang diajukan, maka dua partai hasil penyeredhanaan ini yang paling unggul yaitu Golkar dan PDI.
Golkar
Golongan Karya atau Golkar adalah partai politik yang sering dianggap sebagai partai penguasa pada era Orde Baru. Partai ini didirikan oleh sekelompok pejabat pemerintahan Soeharto sebagai sarana untuk mendapatkan dukungan politik dan memenangkan pemilu. Golkar memberikan peran penting dalam politik Indonesia pada masa Orde Baru, dengan sekali lagi memenangkan setiap pemilihan presiden dari tahun 1971 hingga 1998. Perannya menonjol menunjukkan dominansi partai tersebut dalam politik Indonesia pada era Orde Baru.
Partai Demokrat Indonesia (PDI)
Partai Demokrat Indonesia atau PDI adalah hasil dari penyatuan beberapa partai yang memiliki ideologi nasionalis dan Kristen. PDI dibentuk pada tahun 1973 dan menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin memilih Golkar. Di era Orde Baru, PDI berperan sebagai oposisi tandingan bagi Golkar, merepresentasikan suara-suara yang berbeda dalam politik Indonesia.
Dua partai ini muncul sebagai hasil dari upaya pemerintahan Orde Baru untuk menyederhanakan dan mengendalikan sistem partai politik di Indonesia. Meski demikian, kedua partai ini tetap memiliki perbedaan ideologi dan program yang menarik bagi berbagai kelompok masyarakat. Dengan demikian, meskipun sistem politik Indonesia pada era Orde Baru telah disederhanakan, variabilitas politik masih tetap ada.