Pencak silat adalah salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang sangat kaya dan beragam. Termasuk di dalamnya berbagai aliran atau perguruan pencak silat, salah satunya adalah Pagar Nusa. Pagar Nusa memiliki ciri khas dalam setiap teknik dan filosofinya, termasuk dalam sejarah dan arti dari namanya.
Nama Pagar Nusa
Pagar Nusa berasal dari dua kata dari Bahasa Jawa, yaitu ‘Pagar’ dan ‘Nusa’. ‘Pagar’ dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebagaimana harfiahnya yaitu pagar atau tembok pembatas. Sedangkan ‘Nusa’ diambil dari kata ‘Nusantara’, yang merujuk pada wilayah atau kepulauan Indonesia. Oleh karena itu, Pagar Nusa dapat diartikan sebagai ‘Pagar atau Pelindung Nusantara’.
Dalam konteks filosofis pencak silat, arti ini memiliki konotasi yang mendalam. Pagar Nusa diharapkan menjadi sebuah benteng atau pagar pembatas yang melindungi Nusantara, baik dari ancaman fisikal maupun ideologis. Ini menggambarkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang tinggi dari para pendiri dan anggota perguruan silat ini.
Filosofi Pagar Nusa
Setiap aliran pencak silat memiliki filosofinya sendiri, demikian juga dengan Pagar Nusa. Dalam pengambilan nama tersebut, terkandung filosofi bahwa setiap anggota Pagar Nusa diharapkan untuk bersikap dan berperan sebagai seorang pelindung atau ‘pagar’ bagi Nusantara.
Filosofi ini mencerminkan komitmen perguruan Pagar Nusa untuk menjaga dan melindungi Indonesia, baik dalam konteks pertahanan diri, masyarakat, maupun dalam wawasan nusantara. Menegakkan keadilan, persatuan, dan kesatuan bangsa menjadi misi yang diterapkan dalam setiap teknik beladiri dan tindakan para pesilat Pagar Nusa.
Dalam ringkasan, Pagar Nusa memiliki arti sebagai sebuah ‘Pagar atau Pelindung Nusantara’, yang mengajarkan nilai patriotisme dan nasionalisme yang kuat melalui filosofi dan teknik bela dirinya. Hal ini mencerminkan bagaimana pencak silat, khususnya Pagar Nusa, menjadi bagian integral dalam budaya dan identitas bangsa Indonesia.