Pertanyaan mengenai Solidaritas partai PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) yang dikelola oleh Megawati Soekarnoputri menjadi fokus perhatian setelah kemunculan kabar bahwa Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), berpotensi menjadi calon wakil presiden (cawapres) di periode mendatang.
Djarot Saiful Hidayat, salah satu figur penting dalam partai PDIP, menunjukkan keyakinan bahwa partainya tidak akan beralih ke pihak oposisi setelah munculnya Gibran sebagai sosok potensial dalam lanskap politik nasional.
Pada tahap awal pembicaraan, Djarot menegaskan komitmen kuat partainya terhadap pemerintahan Jokowi dan menjelaskan bahwa PDIP tetap akan berada di barisan pemerintah, bahkan jika Gibran menjadi cawapres.
“Kami (PDIP) tidak akan menjadi lawan Jokowi. Kami adalah pendukung kuat pemerintahan sekarang dan akan tetap begitu,” kata Djarot, yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta.
Kemungkinan besar keputusan partai akan dipengaruhi oleh peran penting Megawati Soekarnoputri, sebagai ketua PDIP, tetapi Djarot yakin bahwa partainya akan tetap solid mendukung pemerintah.
Selain itu, munculnya Gibran sebagai sosok potensial dalam lanskap politik nasional mungkin akan mempengaruhi dinamika internal partai, namun Djarot berkeyakinan hal itu tidak akan mengubah posisi partai sebagai pendukung pemerintahan.
Menurut Djarot, Gibran memiliki kapasitas politik yang cukup untuk memasuki panggung nasional. “Gibran adalah sesosok yang memiliki sistem nilai yang baik. Saya rasa ia memiliki peluang yang baik untuk menjadi cawapres,” katanya.
Sebagai penutup, Djarot menegaskan bahwa PDIP akan selalu berpihak pada pemerintah dan mendukung upaya Jokowi untuk memperbaiki kondisi bangsa. Penampilan Gibran sebagai cawapres mungkin akan membawa perubahan dalam lanskap politik, tetapi tidak akan mengubah komitmen PDIP dalam mendukung pemerintahan.
Artikel ini semata-mata berdasarkan perspektif Djarot dan pandangannya atas pertanyaan mengenai peran PDIP setelah munculnya nama Gibran dalam bursa calon pemimpin nasional. Pada akhirnya, keputusan tetap berada di tangan partai dan semua anggotanya.