Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang ulama yang sangat berpengaruh dari Arab Saudi yang hidup pada abad 18. Dia dikenal karena pandangannya yang tegas dan kontroversial tentang Islampuritanisme. Ia berpendapat bahwa penyebab kemunduran Jazirah Arab adalah penyimpangan dari ajaran Islam murni. Menurutnya, masalah ini timbul dari praktik politheisme atau syirik dan penyembahan berhala oleh masyarakat Arab.
Syirik dan Penyembahan Berhala
Mohammad bin Abdul Wahab melihat bahwa umat Islam saat itu telah terperosok ke dalam praktek syirik, anggapan bahwa ada kekuatan lain selain Allah yang layak dipuja atau memiliki pengaruh dalam urusan dunia. Menurutnya, hal ini mengarah pada penyembahan berhala, yang dianggap sebagai tindakan yang sangat melanggar prinsip tauhid dalam Islam. Ia melihat hal ini sebagai dampak dari pengaruh budaya lokal dan asing yang tidak sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai dasar Islam.
Pengaruh Budaya Asing
Selain syirik dan penyembahan berhala, Muhammad bin Abdul Wahab juga berpendapat bahwa pengaruh budaya asing memainkan peran penting dalam kemunduran Jazirah Arab. Penyebaran budaya dan tradisi asing, menurutnya, menyebabkan masyarakat Arab meninggalkan nilai-nilai dan tradisi mereka sendiri, yang pada akhirnya merusak identitas mereka sebagai umat Islam.
Solusi Menurut Muhammad bin Abdul Wahab
Untuk mengatasi persoalan ini, Muhammad bin Abdul Wahab mengajukan apa yang dikenal sebagai gerakan Wahabi. Gerakan ini berfokus pada pemurnian ajaran Islam dan pembaruan praktek-praktek keagamaan dengan menghilangkan inovasi atau bid’ah. Pendekatan ini juga mendorong umat Islam untuk kembali ke sumber-sumber hukum Islam asli, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Dalam rangka ini, ia menentang praktek-praktek yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam, seperti ziarah ke makam dan orang-orang suci, penghormatan berlebihan kepada tokoh-tokoh agama dan berbagai tradisi keagamaan lainnya, yang semua dianggap bentuk syirik.
Kesimpulan
Bagi Muhammad bin Abdul Wahab, kemunduran Jazirah Arab dapat disebabkan oleh pergeseran dari ajaran Islam yang murni serta adanya pengaruh budaya asing. Oleh karena itu, solusinya adalah kembali ke ajaran dan praktek-praktek keagamaan asli yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadits, sekaligus meminimalkan atau bahkan menghilangkan inovasi-inovasi dan pengaruh budaya asing yang dapat merusak kemurnian ajaran Islam.